Suara.com - Profil Hellas Verona, klub Serie A Liga Italia diam-diam incar Emil Audero. Kiper Timnas Indonesia, Emil Audero, kembali menjadi sorotan di bursa transfer musim panas 2025. Isu transfer Emil Audero semakin memanas di tengah tarik-ulur antara Como dan Palermo, yang sampai saat ini belum menemukan titik terang dalam negosiasi. Di sisi lain, bursa transfer musim panas 2025 membuka peluang baru bagi Hellas Verona untuk ikut berburu jasa kiper 28 tahun tersebut.
Isu transfer Emil Audero tak hanya melibatkan dua klub saja. Seperti diberitakan media Italia, Verona muncul sebagai pesaing baru Palermo dalam usaha memboyong pemain yang kini tidak lagi menjadi pilihan utama di Como. Persaingan sengit di bursa transfer musim panas 2025 itu memperlihatkan bagaimana nilai Emil Audero masih cukup tinggi di pasar Italia.
Pada Januari 2025, Emil Audero sempat dipinjamkan ke Palermo dan tampil cukup solid di bawah asuhan Filippo Inzaghi. Namun, saat bursa transfer musim panas 2025 bergulir, Palermo menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan transfer permanen. Palermo dan Como belum sepakat terkait harga jual maupun gaji pemain. Hal ini membuat transfer Emil Audero dalam bursa transfer musim panas 2025 menjadi semakin rumit.

Menurut laporan Forza Palermo, Como bersikeras mempertahankan valuasi tinggi Audero dan tidak bersedia membantu dalam pembiayaan gajinya. Situasi pelik di bursa transfer musim panas 2025 ini membuat Palermo harus berpikir ulang tentang langkah selanjutnya.
Tidak ingin ketinggalan, Hellas Verona disebut-sebut sebagai klub yang kini serius mengincar Audero. Corriere di Verona menyebutkan bahwa klub berjuluk Gialloblu tersebut mempertimbangkan Emil Audero untuk menggantikan Lorenzo Montipo, yang masa depannya tengah dipertanyakan. Kehadiran Verona dalam bursa transfer musim panas 2025 memperbesar peluang Audero untuk melanjutkan karier di Serie A.
Verona bahkan tidak hanya memantau Audero. Klub yang tengah melakukan evaluasi skuadnya jelang musim baru ini juga mempertimbangkan penjaga gawang Marco Silvestri yang berstatus bebas transfer. Ini menunjukkan persaingan kiper dalam bursa transfer musim panas 2025 semakin ketat.
Segala rencana Verona untuk merekrut kiper baru akan sangat bergantung pada keputusan Lorenzo Montipo. Pemain yang kontraknya masih berlaku hingga 2026 tersebut kemungkinan bakal ditawari perpanjangan kontrak. Jika pembicaraan itu menemui jalan buntu, maka Hellas Verona siap bergerak cepat di bursa transfer musim panas 2025 untuk mendatangkan Emil Audero.
Corriere di Verona melaporkan, jika negosiasi kontrak Montipo tidak selesai selama pemusatan latihan yang berlangsung pada 13 hingga 27 Juli di Folgoria, maka Emil Audero akan menjadi target utama. Ini menandakan bursa transfer musim panas 2025 akan menjadi periode penting bagi karier Audero.

Sebagai kiper yang memiliki pengalaman di Serie A dan sempat membela Timnas Indonesia, Emil Audero dinilai punya kualitas mumpuni. Verona menilai Audero cocok sebagai pengganti Montipo atau sebagai pesaing utama di sektor penjaga gawang. Kehadirannya di bursa transfer musim panas 2025 menjadi daya tarik tersendiri bagi klub-klub yang tengah mencari kiper berpengalaman.
Baca Juga: Timnas Indonesia Jangan Bangga, Ranking FIFA 2 Tim Negara Tetangga Ini Juga Melonjak
Meski demikian, Verona tentu harus bersaing dengan Palermo yang masih punya keinginan kuat mempertahankan Audero. Situasi pelik di bursa transfer musim panas 2025 membuat persaingan perebutan sang kiper semakin menarik untuk diikuti.
Como Tetap Memegang Kendali dalam Negosiasi
Meski Emil Audero sudah tak masuk rencana tim utama Como, klub asal Italia itu tetap berpegang teguh pada harga jualnya. Mereka enggan menurunkan valuasi ataupun membantu dalam hal pembayaran gaji Audero. Sikap keras Como ini menjadi salah satu dinamika penting di bursa transfer musim panas 2025, di mana klub pemilik pemain kerap menjadi penentu utama transfer.
Dengan kondisi ini, baik Verona maupun Palermo masih harus bernegosiasi alot jika ingin mendapatkan jasa Emil Audero. Bursa transfer musim panas 2025 pun dipastikan menjadi ajang tarik-ulur antar klub untuk menentukan masa depan sang kiper.
Profil Hellas Verona

Hellas Verona Football Club, yang sering disebut sebagai Hellas Verona atau Verona saja, adalah salah satu klub sepak bola paling ikonik dan bersejarah di Italia. Berbasis di kota Verona, Veneto, klub ini memiliki identitas yang kuat, didukung oleh basis penggemar yang loyal dan bersemangat. Sejarah mereka diwarnai oleh pasang surut, dari puncak kejayaan yang tak terduga hingga periode-periode sulit, namun selalu dengan semangat juang yang tak pernah padam.
Didirikan pada tahun 1903 oleh sekelompok siswa sekolah menengah, Hellas Verona awalnya dinamai "Hellas" atas permintaan seorang profesor sastra klasik Yunani. Nama ini mencerminkan semangat klasik dan kebanggaan akan warisan kuno. Klub ini dengan cepat mendapatkan popularitas di wilayah Veneto, dan pada tahun 1907, mereka mulai bermain di Stadion Marc'Antonio Bentegodi, sebuah rumah yang akan menjadi saksi bisu banyak momen bersejarah.
Selama dekade-dekade awal, Hellas Verona lebih sering berkompetisi di divisi bawah sepak bola Italia. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di Serie B dan Serie C, membangun fondasi yang kuat dengan mengembangkan pemain lokal dan menanamkan identitas klub yang khas. Meskipun belum meraih gelar besar, mereka secara bertahap membangun reputasi sebagai tim yang tangguh dan sulit dikalahkan di kandang sendiri.
Titik balik terbesar dalam sejarah Hellas Verona terjadi pada musim 1984-1985. Di bawah asuhan pelatih legendaris Osvaldo Bagnoli, dan dengan skuad yang sebagian besar terdiri dari pemain-pemain yang direkrut dengan harga terjangkau seperti Hans-Peter Briegel, Preben Elkjær Larsen, dan Giuseppe Galderisi, Hellas Verona berhasil mencatatkan salah satu kejutan terbesar dalam sejarah sepak bola Italia. Mereka menjuarai Serie A, mengalahkan raksasa-raksasa seperti Juventus, Inter Milan, dan AS Roma.

Keberhasilan ini adalah sebuah dongeng modern. Mereka bermain dengan semangat kolektif, taktik yang cerdik, dan dukungan penuh dari tifosi mereka yang fanatik. Scudetto 1984-1985 bukan hanya gelar pertama dan satu-satunya bagi Hellas Verona di Serie A, tetapi juga menjadi simbol bahwa dengan kerja keras, persatuan, dan keyakinan, tim "underdog" pun bisa mengukir sejarah. Momen itu tetap menjadi kenangan paling berharga bagi setiap penggemar Hellas Verona dan tolok ukur bagi generasi-generasi selanjutnya.
Setelah kejayaan Scudetto, Hellas Verona mengalami periode yang penuh gejolak. Mereka berhasil mempertahankan beberapa pemain kunci dan berkompetisi di Piala Champions Eropa pada musim berikutnya, namun kesulitan untuk mempertahankan konsistensi di papan atas Serie A. Klub ini seringkali menjadi tim "yo-yo," bolak-balik antara Serie A dan Serie B.
Beberapa periode di Serie B cukup panjang, menguji kesabaran para penggemar. Namun, setiap kali mereka berhasil promosi kembali ke Serie A, stadion Marc'Antonio Bentegodi selalu dipenuhi antusiasme. Ini menunjukkan kekuatan basis penggemar yang tak tergoyahkan, yang selalu mendukung tim mereka melalui suka dan duka.
Dalam beberapa tahun terakhir, Hellas Verona telah berhasil menstabilkan diri di Serie A, meskipun target utama mereka seringkali adalah bertahan di liga. Mereka dikenal sebagai tim yang berani, agresif, dan sulit dikalahkan, terutama di kandang. Gaya bermain mereka seringkali didasarkan pada intensitas fisik dan kerja keras, mencerminkan karakter kota Verona itu sendiri.

Rivalitas terbesar Hellas Verona adalah dengan tetangga sekota mereka, Chievo Verona, dalam derbi yang dikenal sebagai "Derby della Scala." Meskipun Chievo kini tidak lagi eksis sebagai klub profesional, rivalitas ini pernah menjadi salah satu yang paling sengit di Italia, membagi kota Verona menjadi dua kubu.
Budaya klub Hellas Verona sangat lekat dengan identitas kota. Warna kuning dan biru adalah representasi dari lambang kota Verona. Para penggemar, yang dikenal sebagai "ultras," adalah salah satu yang paling bersemangat dan terorganisir di Italia.
Koreografi mereka di stadion, nyanyian mereka, dan dukungan tanpa henti adalah bagian integral dari pengalaman menonton pertandingan Hellas Verona. Mereka dikenal dengan julukan "Gialloblu" (Kuning-Biru) dan "Mastini" (Mastiff), yang melambangkan kekuatan dan kegigihan.
Stadion Marc'Antonio Bentegodi, yang dibuka pada tahun 1963, adalah jantung Hellas Verona. Dengan kapasitas sekitar 39.000 penonton, stadion ini telah menjadi saksi bisu banyak momen dramatis dan emosional dalam sejarah klub. Atmosfer di Bentegodi, terutama saat-saat penting atau pertandingan melawan tim-tim besar, bisa sangat intimidating bagi tim lawan. Dinding-dinding stadion seolah bernapas dengan sejarah dan semangat para penggemar yang telah memenuhinya selama beberapa dekade.