5 Pemain Keturunan Ini Putuskan Pindah ke Liga 1 di Usia Muda, Struick dan Raven Terbaru

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 18 Juli 2025 | 20:05 WIB
5 Pemain Keturunan Ini Putuskan Pindah ke Liga 1 di Usia Muda, Struick dan Raven Terbaru
5 Pemain Keturunan Ini Putuskan Pindah ke Liga 1 di Usia Muda, Struick dan Raven Terbaru. ANTARA/ HO-Persik Kediri

Suara.com - Liga 1 atau kini menjadi Indonesia Super League (I-League) kembali menjadi tujuan pilihan bagi sejumlah pemain keturunan Indonesia, bahkan saat mereka masih berusia sangat muda.

Padahal, banyak dari mereka sebetulnya sudah membawa pengalaman di Eropa dan potensial untuk bertahan di sana.

Keputusan cepat hijrah ke Liga 1 sempat menuai kritik, karena publik menilai mereka masih mampu bersaing di luar negeri.

Namun takdir membawa beberapa pemain ini mentas di Tanah Air sejak usia awal karier. Berikut sosoksosok yang melakukan pilihan tersebut:

1. Rafael Struick
Rafael Struick, rekrutan baru Dewa United FC. (ileague.id)
Rafael Struick, rekrutan baru Dewa United FC. (ileague.id)

Rafael Struick memilih kembali ke Indonesia pada usia 22 tahun setelah kontraknya di Brisbane Roar tidak diperpanjang.

Sebagai produk akademi ADO Den Haag, ia sudah bermain di Eerste Divisie dan sempat mencetak gol pertamanya di Liga Australia.

Meski punya latar belakang Eropa, Struick memperoleh sangat sedikit menit bermain di Brisbane Roar, sehingga memilih Liga 1 menjadi opsi yang realistis menjalani karier profesionalnya.

Keputusannya dinilai sebagai langkah strategis untuk menghidupkan kembali karier, meskipun sebagian pengamat menyayangkan ia meninggalkan peluang di luar negeri terlalu dini.

2. Jens Raven
Jens Raven. (instagram.com/@jensraven9)
Jens Raven. (instagram.com/@jensraven9)

Jens Raven bergabung dengan Bali United pada musim 2025/2026 setelah kontraknya habis di FC Dordrecht U21.

Baca Juga: Daftar Agen yang Menaungi Pemain Abroad Keturunan Timnas Indonesia, Sudah Tidak Ada Prime11

Penyerang keturunan Belanda-Indonesia ini mencetak 6 gol dari 20 penampilan bersama tim muda tersebut.

Dengan tinggi 1,89m dan gaya permainan modern yang mengandalkan kecepatan dan finishing tajam, Raven dipandang sebagai prospek jangka panjang Bali United.

Meskipun usianya baru 19 tahun, keputusan mentas di Liga 1 dianggap lebih memberi ruang pengembangan daripada bertahan mengejar peluang subsidi di Eropa.

3. Ezra Walian
Ezra Walian (pssi.org)
Ezra Walian (pssi.org)

Ezra Walian menimba ilmu di akademi Ajax Amsterdam dan pernah memperkuat Jong Ajax, Almere City, dan RKC Waalwijk.

Saat dinaturalisasi pada 2017, ia masih berkostum Almere City di Belanda. Saat itu usianya sekitar 22 tahun.

Namun dua tahun kemudian, ia memilih hijrah ke Liga 1 dan membela PSM Makassar.

Sejak pindah, performanya cenderung menurun dan tidak sesuai ekspektasi publik, sehingga langkah ini sering disebut terlalu dini.

4. Diego Michiels
Pemain keturunan milik Timnas Indonesia, Diego Michiels. [Dok. AFP]
Pemain keturunan milik Timnas Indonesia, Diego Michiels. [Dok. AFP]

Diego Michiels adalah produk akademi Go Ahead Eagles dan sempat bermain di tim utama mereka pada 2009.

Saat resmi dinaturalisasi pada 2011, pemain ini tetap membela Go Ahead Eagles. Namun kemudian memutuskan pindah ke Pelita Jaya di Liga 1 saat masih berusia 20 tahun.

Keputusannya itu didasari keinginan bermain reguler di Indonesia, meski kritik muncul karena waktu itu dia masih berpotensi mengembangkan karier di Eropa.

5. Irfan Bachdim
Irfan Bachdim (Instagram/@ibachdim)
Irfan Bachdim (Instagram/@ibachdim)

Irfan Bachdim menduplikasi jalur berbeda. Ia sudah memiliki paspor Indonesia sejak kecil dan memilih status warga negara Indonesia saat remaja, meski juga memegang paspor Belanda.

Karier usia muda Bachdim cukup menjanjikan—ia sempat bergabung dengan akademi Ajax Amsterdam dan FC Utrecht, serta bermain untuk tim utama Utrecht dan FC Haarlem.

Namun saat usia 20 tahun, ia memilih bergabung dengan Persema Malang setelah tampil di Piala AFF 2010 bersama Timnas Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI