Aspek Buruk dari Taktik Baru Patrick Kluivert di Timnas Indonesia vs Lebanon

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 09 September 2025 | 10:34 WIB
Aspek Buruk dari Taktik Baru Patrick Kluivert di Timnas Indonesia vs Lebanon
Aspek Buruk dari Taktik Baru Patrick Kluivert di Timnas Indonesia vs Lebanon. [Dok. KitaGaruda]
Baca 10 detik
  • Timnas Indonesia tampil dominan lawan Lebanon, tetapi tanpa satu pun tembakan tepat sasaran.
  • Strategi Kluivert dianggap terlalu bergantung pada serangan sayap, minim variasi.
  • Masalah ini berpotensi berbahaya saat menghadapi lawan yang lebih tangguh di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Suara.com - Timnas Indonesia harus puas bermain imbang tanpa gol saat menjamu Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Senin (8/9) malam WIB.

Hasil ini menyisakan tanda tanya besar soal efektivitas strategi yang diterapkan Patrick Kluivert.

Kluivert tetap setia dengan formasi 4-2-3-1, pola yang sebelumnya sukses melibas Chinese Taipei 6-0.

Namun kali ini, susunan pemain benar-benar berbeda. Jay Idzes dan Kevin Diks dipasang di jantung pertahanan, sementara Calvin Verdonk berduet dengan Joey Pelupessy di lini tengah sebagai double pivot.

Keputusan ini mempertegas niat Kluivert meninggalkan skema tiga bek yang sempat dicoba pada laga sebelumnya.

Timnas Indonesia Mandek Hadapi Lebanon, Catatan Statistik Bikin Geleng-Geleng. [Dok. KitaGaruda]
Timnas Indonesia Mandek Hadapi Lebanon, Catatan Statistik Bikin Geleng-Geleng. [Dok. KitaGaruda]

Dari segi penguasaan bola, Garuda memang terlihat dominan. Namun dominasi tersebut tak sejalan dengan kualitas serangan.

Timnas Indonesia tercatat hanya melepaskan sembilan percobaan sepanjang laga.

Delapan di antaranya melenceng, sementara satu lagi diblok oleh bek lawan.

Ironisnya, tidak ada satu pun tembakan yang tepat sasaran. Praktis, Lebanon tak pernah benar-benar terancam.

Baca Juga: Kata-kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Ditahan Imbang Lebanon

Absennya Ole Romeny memang memengaruhi daya dobrak di lini depan. Meski begitu, masalah utama terlihat lebih sistematis.

Pola serangan Timnas Indonesia terlalu bertumpu pada sisi sayap, sementara opsi membangun serangan dari tengah jarang dimaksimalkan.

Pola yang monoton ini membuat Lebanon mudah membaca arah permainan.

Secara gaya, Lebanon sendiri dikenal dengan ciri khas tim Arab: keras, provokatif, tetapi tidak terlalu menakutkan dari sisi serangan.

Namun, jika pola serangan Indonesia tidak segera diperbaiki, celah ini bisa menjadi masalah serius saat menghadapi tim yang kualitasnya jauh di atas Lebanon, seperti Arab Saudi atau Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 mendatang.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI