Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton

Galih Prasetyo Suara.Com
Minggu, 21 September 2025 | 16:12 WIB
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
Marco Materazzi saat bermain di Liga Inggris bersama Everton [Tangkap layar X]
Baca 10 detik
  • Everton merekrut Materazzi dengan harapan besar, namun performanya lebih sering diwarnai kartu merah dan kesulitan adaptasi
  • Hambatan bahasa, gaya hidup di Liverpool yang tak cocok, serta sifat pendiam membuat Materazzi sulit berbaur
  • Meski hanya semusim dan dianggap gagal di Everton, pengalaman tersebut menjadi titik penting dalam perjalanan karier Materazzi 

Suara.com - Marco Materazzi dikenal sebagai salah satu bek paling ikonik Italia, juara Piala Dunia 2006, peraih lima gelar Serie A bersama Inter Milan, hingga bagian dari treble winners 2009/2010.

Namun, ada satu bab dalam kariernya yang jarang dibicarakan—musim singkat bersama Everton pada 1998/1999, yang penuh drama, kesepian, dan kisah unik.

Datang dengan Harapan Besar

Everton merekrut Materazzi dari Perugia dengan harga £2,8 juta pada musim panas 1998.

Saat itu, klub Merseyside baru saja selamat dari degradasi di pekan terakhir, sehingga manajer Walter Smith melakukan belanja besar-besaran untuk memperkuat tim.

Materazzi datang dengan reputasi sebagai bek tangguh, bahkan sempat diminati Lazio sebagai pelapis Alessandro Nesta.

Awalnya, harapan cukup tinggi. Smith yakin bek Italia itu bisa beradaptasi dengan kerasnya Premier League.

“Dia punya fisik, teknik, dan akan cocok untuk liga Inggris,” kata Smith kala itu dikutip dari The Athletic.

Sosok Problematik

Di lapangan, Materazzi memang menunjukkan kualitas.

Ia tenang menguasai bola, berani maju membawa bola, bahkan sempat mencetak dua gol—salah satunya lewat tendangan bebas.

Baca Juga: Debut Jadi Penyanyi, Barbie Arzetta Rilis Lagu Menahan Rindu

Namun, sisi negatifnya lebih sering terlihat.

Dari 27 laga, ia justru mengoleksi tiga kartu merah, lebih banyak daripada jumlah golnya.

Momen paling diingat adalah ketika ia menangis tersedu-sedu di tepi lapangan Goodison Park setelah diusir wasit saat melawan Coventry.

Marco Materazzi saat bermain di Liga Inggris bersama Everton [Tangkap layar X]
Marco Materazzi saat bermain di Liga Inggris bersama Everton [Tangkap layar X]

Sulit Beradaptasi di Merseyside

Di luar lapangan, Materazzi juga merasa asing. Bahasa menjadi kendala besar, sementara gaya hidup Liverpool kala itu tidak cocok untuk dirinya dan keluarga.

Istrinya bahkan sempat mengeluhkan kondisi kota.

Materazzi kerap kembali ke Italia ketika mendapat larangan bermain akibat suspensi.

Rekan setimnya mengingat Materazzi sebagai sosok pendiam, penyendiri, dan sulit berbaur.

Kisah paling unik datang saat tur pramusim di Tuscany, ketika rekan-rekannya tak boleh makan di restoran hotel, Materazzi justru ditemukan duduk sendirian di lobi, hanya dengan semangkuk tomat.

Akhir yang Tak Terhindarkan

Musim 1998/1999 berakhir dengan Everton nyaris terdegradasi lagi, sebelum diselamatkan oleh pinjaman Kevin Campbell.

Dengan kondisi finansial klub yang memburuk, Materazzi dijual kembali ke Perugia setelah hanya satu musim.

Ia kemudian melanjutkan kariernya hingga mencapai puncak kejayaan bersama Inter Milan dan Timnas Italia.

Bagi Everton, Materazzi hanyalah bagian dari eksperimen gagal.

Tapi bagi Materazzi sendiri, masa singkat itu menjadi pelajaran berharga tentang kerasnya sepak bola Inggris dan bagaimana rasanya menjadi orang asing di negeri baru.

Kontributor: M.Faqih

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI