Asosiasi Pemain Bela Mees Hilgers, Sebut Kebijakan FC Twente Bisa Masuk Ranah Hukum

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 24 September 2025 | 11:22 WIB
Asosiasi Pemain Bela Mees Hilgers, Sebut Kebijakan FC Twente Bisa Masuk Ranah Hukum
VVCS dan ProProf menilai kebijakan FC Twente terhadap Mees Hilgers tergolong perundungan dan penyalahgunaan kekuasaan. [Dok. IG Mees Hilgers]
Baca 10 detik
  • Mees Hilgers tak dimainkan FC Twente sejak awal musim karena menolak perpanjangan kontrak.
  • VVCS dan ProProf menilai kebijakan klub tergolong perundungan dan penyalahgunaan kekuasaan.
  • Situasi pelik ini berpotensi merembet ke ranah hukum jika tak ada jalan keluar.

Suara.com - Karier Mees Hilgers bersama FC Twente sedang berada di persimpangan. Bek keturunan Indonesia itu sudah enam laga beruntun tak masuk daftar bermain di Eredivisie musim 2025/2026.

Alasan utamanya bukan cedera atau performa buruk, melainkan persoalan kontrak yang belum menemui titik temu.

Kondisi ini menimbulkan reaksi keras dari dua asosiasi pemain Belanda, VVCS dan ProProf.

Mereka menilai keputusan Twente bukan sekadar kebijakan teknis, melainkan tekanan yang bisa dikategorikan sebagai perundungan.

Manajemen The Tukkers sejak awal menuntut Hilgers menandatangani kontrak baru.

Jika tidak, pintu untuk kembali merumput ditutup. Hal ini bahkan diakui pelatih John van den Brom dalam konferensi pers, bahwa dirinya hanya mengikuti arahan manajemen terkait status Hilgers.

VVCS melalui direktur Louis Everard menyebut sikap Twente berpotensi menyalahi aturan ketenagakerjaan.

"Sepertinya klub menyalahgunakan posisi dominannya," kata Everard dikutip dari Twente Insite, Rabu (24/9/2025).

"Fakta bahwa ia (Mees Hilgers) tidak akan bermain sampai kontraknya diperbarui telah diakui secara terbuka. Ini pada dasarnya perundungan. Ini tidak sesuai dengan praktik ketenagakerjaan yang baik, dan saya pikir ada masalah hukum terkait hal ini," tambahnya.

Baca Juga: Pelatih Baru FC Twente Ungkap Tak Ada Kemajuan Soal Situasi Mees Hilgers

Nada serupa datang dari Direktur ProProf, Ko Andriessen.

Ia menilai tidak ada masalah jika seorang pemain disisihkan karena alasan taktik, tapi kasus Hilgers berbeda karena pelatih sendiri mengakui keputusan berasal dari manajemen.

"FC Twente memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada Hilgers untuk memperpanjang kontraknya," ungkap Andriessen.

"Hal itu sering terjadi di sepak bola, tentu saja. Wajar jika klub bisa lolos begitu saja asalkan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memasukkan seorang pemain ke dalam skuad karena alasan olahraga."

"Namun, dalam kasus ini, John van den Brom keceplosan dalam konferensi pers dengan mengatakan bahwa ia mematuhi keputusan manajemen untuk tidak menurunkannya karena situasi kontrak," tegasnya.

Kontrak Hilgers akan berakhir pada akhir musim depan. Ia disebut sempat membuka peluang hengkang, tetapi tak ada klub yang benar-benar serius di bursa transfer musim panas lalu.

Situasi itu membuat Hilgers seolah terperangkap: tetap bersama Twente hingga kontrak habis, atau meneken perpanjangan yang sebenarnya tidak ia inginkan.

Kondisi yang pelik ini membuat masa depannya abu-abu, bahkan bisa berbuntut panjang ke meja hukum jika tidak segera ada jalan keluar.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI