Profil Robin Kelder, Pemain Keturunan yang Bertemu Pelatih Timnas Indonesia U-23

Arif Budi Suara.Com
Kamis, 25 September 2025 | 18:29 WIB
Profil Robin Kelder, Pemain Keturunan yang Bertemu Pelatih Timnas Indonesia U-23
Pemain keturunan, Robin Kelder yang dipantau Gerald Vanenbur. (Instagram/@nusantara.ballers)
Baca 10 detik
  • Robin Kelder, kapten FC Groningen U-21, masuk radar Timnas U-23 dan mengonfirmasi punya darah Indonesia dari garis ayahnya
  • Pemain 19 tahun ini terbuka untuk membela Timnas Indonesia di masa depan
  • Versatile sebagai gelandang bertahan atau bek tengah, ia sudah jadi kapten Groningen U-21 dan pernah masuk bangku cadangan tim senior
 
 

Suara.com - Radar tim pelatih Timnas Indonesia U-23 terus bergerak aktif untuk menjaring talenta-talaenta keturunan terbaik di Eropa.

Nama terbaru yang masuk dalam pantauan serius adalah Robin Kelder, seorang gelandang bertahan yang kini menjabat sebagai kapten tim FC Groningen U-21.

Tidak tanggung-tanggung, pemantauan ini dilakukan langsung oleh pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg yang ditemani oleh pelatih U-20, Frank Kempen.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di kanal YouTube Yussa Nugraha, Robin Kelder secara terbuka mengonfirmasi ikatan darahnya dengan Indonesia.

Menariknya ia juga tak ragu menyatakan kesediaannya untuk mengenakan seragam Merah Putih di masa depan.

“Darah Indonesia ada dari keluarga ayahku dan nenekku lahir di Jakarta, jadi dia orang Indonesia,” kata pemain berusia 19 tahun itu.

“Kakekku orang Belanda, jadi ayahku setengah Indonesia dan mamaku setengah Antillen (bekas negara otonom Kerajaan Belanda),” imbuhnya.

Pemain kelahiran 25 Maret 2005 ini mengaku sangat mengikuti perkembangan skuad Garuda, terutama perjuangan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

“Tentunya aku ingin itu (membela Timnas Indonesia), tentu (terbuka),” lanjut Robin Kelder.

Baca Juga: Pemain Timnas Indonesia Tak Bisa Berangkat Bareng ke Arab Saudi, Apa Alasannya?

Profil Robin Kelder

Robin Kelder adalah seorang gelandang bertahan versatile yang juga fasih bermain sebagai bek tengah.

"Aku bermain di gelandang bertahan atau bek tengah, (tapi posisi favorit) saya pikir lini tengah (gelandang),” katanya.

Bakat sepak bolanya ternyata menurun dari sang ayah, yang dulunya merupakan pemain profesional di De Graafschap sebelum kariernya terhenti akibat cedera.

“Ayahku dulu bermain di level yang cukup tinggi, jadi aku bisa belajar banyak darinya. Dia bermain di De Graafschap, tapi pada akhirnya dia cedera parah,” ujar Kelder.

“Jadi dia tidak pernah menembus liga top Belanda. Tapi dulu dia talenta besar, dia pemain sayap dan punya kecepatan,” lanjutnya.

Memulai karier sejak usia 4 tahun, Kelder bergabung dengan akademi FC Groningen pada usia 11 tahun dan terus menanjak hingga kini menjadi pilar tim U-21.

Statusnya sebagai kapten tim dalam 4 dari 5 penampilannya musim ini menjadi bukti jiwa kepemimpinan yang ia miliki.

Talentanya bahkan sudah membuatnya beberapa kali duduk di bangku cadangan tim senior, menanti momen untuk bersinar di panggung utama.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI