- Kuota fans Timnas Indonesia di Arab Saudi hanya 8 persen atau sekitar 4–5 ribu kursi.
- Fans yang beli tiket dari suporter tuan rumah terancam dipindahkan jika pakai jersey Timnas.
- Tanpa atribut Merah Putih, suporter mungkin bisa tetap duduk di tribun umum.
Suara.com - Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, mengingatkan pendukung Timnas Indonesia agar berhati-hati membeli tiket pertandingan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi.
Ia menegaskan, risiko besar menanti jika fans membeli tiket dari jatah suporter tuan rumah lalu datang menggunakan atribut Merah Putih.
Menurut Arya, pihak keamanan stadion di Jeddah kemungkinan akan memindahkan suporter Indonesia yang mengenakan jersey Timnas ke tribun khusus fans Garuda.
Masalahnya, tribun itu kapasitasnya sangat terbatas, hanya sekitar 4–5 ribu kursi dari total 62 ribu penonton di King Abdullah Sport City.
![Arya Sinulingga. [Dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/08/42063-arya-sinulingga.jpg)
“Kalau teman-teman pakai (jersey) merah, teman-teman akan digeser ke suporter yang ada Indonesia-nya. Ketika digeser ke sana, bayangkan, kursi bebas. Jadi, duduknya nanti akan menumpuk di sana,” jelas Arya dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, sistem penempatan di stadion tidak menggunakan nomor kursi.
Artinya, penonton bisa menumpuk di area tertentu, membuat suasana jadi tidak nyaman bahkan berisiko bagi keselamatan.
Namun, Arya tak menutup kemungkinan lain. Jika fans Indonesia membeli tiket dari jatah suporter Arab Saudi tapi hadir tanpa atribut Timnas, mereka bisa saja duduk di tribun umum tanpa dipindahkan.
“Kecuali Anda pakaiannya suporter Arab Saudi, silahkan. Itu mungkin bisa. Kalau tidak, diusir nanti, digeser,” tegasnya.
Baca Juga: Debut Solid Calvin Verdonk di Liga Europa, Diganjar Rating Tinggi
Imbauan ini datang jelang laga krusial Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tim asuhan Patrick Kluivert akan lebih dulu menghadapi Arab Saudi pada Kamis (9/10) dini hari WIB, sebelum berjumpa Irak pada Minggu (12/10).