- Cahya Supriadi siap move on dari kegagalan era pelatih Gerald Vanenburg.
- Kini ia fokus mengikuti filosofi Indra Sjafri jelang SEA Games 2025.
- Targetnya: mempertahankan medali emas untuk Indonesia.
Suara.com - Kiper Timnas Indonesia U-22, Cahya Supriadi sudah move on alias melupakan kegagalan bersama pelatih Gerald Vanenburg. Kini, ia fokus meraih kesuksesan bersama dengan juru taktik Indra Sjafri.
Seperti diketahui, di bawah arahan Vanenburg, Timnas Indonesia U-22 gagal total di Piala AFF U-23 2025 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.
Nah, untuk SEA Games 2025, PSSI mempercayakan posisi pelatih kepala kepada Indra Sjafri yang memiliki rekam jejak baik di ajang multi event tersebut.
Sementara itu, Vanenburg juga sudah tidak lagi bersama Timnas Indonesia menyusul diberhentikannya Patrick Kluivert dari posisi juru taktik kepala skuad Garuda senior.
Adapun Vanenburg bersama dengan Denny Landzaat dan Alex Pastoor adalah asisten Patrick Kluivert.
Nah, bagi Cahya Supriadi, pergantian posisi pelatih kepala adalah hal biasa. Tinggal bagaimana dirinya adaptasi dengan gaya permainan pelatih anyar.
"Eh, mungkin hal biasa ya karena kita pemain bola, entah siapapun pelatihnya," ujar Cahya Supriadi kepada awak media.
Terdekat, Timnas Indonesia U-22 akan berlaga di SEA Games 2025 di Thailand.
Tim Merah Putih satu grup bersama Myanmar, Filipina, dam Singapura.
Baca Juga: Hitung-hitungan Timnas Indonesia Pertahankan Emas di SEA Games 2025
Nantinya, hanya juara grup dan satu runner-up terbaik yang berhak lolos ke semifinal SEA Games 2025.
"Kita harus cepat beradaptasi dengan filosofi pelatih. Entah siapa pun, segalanya, fokus bersama Coach Indra ya, semuanya siap," ujarnya
Cahya Supriadi siap menunjukkan kerja keras agar Garuda Muda melaju ke babak berikutnya.
Targetnya jelas mempertahankan medali emas yang didapat pada edisi sebelumnya.
"Eh, semoga kita bisa memberikan hasil yang terbaik," tegasnya.
"Siapapun lawannya kita akan tunjukkan di lapangan. Amin, Amin, insyaallah (semoga dapat medali emas)," pungkasnya.