Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 29 Oktober 2025 | 19:16 WIB
Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
Oscar Garcia (kiri) disebut-sebut jadi salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia [Instagram Oscar Garcia]
Baca 10 detik
  • PSSI dikabarkan menerima tawaran tiga pelatih berpengalaman dunia untuk menggantikan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
  • Ketiga kandidat memiliki gaya kepelatihan dan latar belakang yang berbeda namun sama-sama berpengalaman.
  • Pemilihan pelatih baru menjadi langkah penting bagi PSSI dalam menentukan arah permainan dan masa depan Timnas Indonesia.

Suara.com - Setelah berpisah dengan Patrick Kluivert, PSSI dikabarkan langsung mendapat tawaran sejumlah pelatih berpengalaman untuk menukangi Timnas Indonesia.

Beberapa nama besar pun mencuat ke permukaan dan disebut siap menangani skuad Garuda.

Mengutip dari cuitan akun X jurnalis senior, Mohammed Ali Mahrus, ia mendapatkan chat dari orang dalam PSSI bahwa ada agen yang menawari sejumlah nama pelatih besar untuk jadi pelatih Timnas Indonesia.

Nama-nama pelatih itu antara lain, Roberto Donadoni, Juan Carlos Osorio dan Oscar Garcia. Berikut profil ketiga pelatih tersebut.

Roberto Donadoni

Bagi pecinta sepak bola Eropa, Donadoni bukan sosok asing.

Lahir di Cisano Bergamasco, Italia, pada 9 September 1963, Donadoni dikenal sebagai salah satu winger terbaik Italia pada era 1980-an dan 1990-an.

Ia adalah bagian penting dari tim AC Milan legendaris yang berjaya di bawah arahan Arrigo Sacchi dan Fabio Capello.

Usai pensiun sebagai pemain pada tahun 2000, Donadoni memulai karier sebagai pelatih.

Baca Juga: Meski Telah Pulih, Cedera Ole Romeny di Piala Presiden Masih Berimbas hingga Kini

Ia meniti karier dari klub-klub kecil seperti Lecco, Livorno, dan Genoa, sebelum mendapat kesempatan besar menangani tim nasional Italia pada 2006, menggantikan Marcello Lippi setelah gelar juara dunia di Jerman.

Di bawah asuhan Donadoni, Italia mencapai perempat final Euro 2008, sebelum tersingkir lewat adu penalti dari Spanyol yang akhirnya menjadi juara.

Setelah meninggalkan tim nasional, ia melanjutkan karier di sejumlah klub Serie A seperti Napoli, Cagliari, Parma, dan Bologna.

Donadoni terakhir kali melatih Shenzhen FC di Liga Super Tiongkok pada 2019.

Dikenal sebagai pelatih berkarakter tenang namun disiplin, ia kerap menekankan permainan kolektif dan struktur pertahanan yang solid.

Juan Carlos Osorio

Selanjutnya ada Juan Carlos Osorio. Pelatih asal Kolombia ini dikenal luas sebagai sosok dengan metode latihan tak biasa dan filosofi permainan yang modern.

Julukannya, El Recreacionista atau “Si Rekreasionis”, menggambarkan pendekatannya yang inovatif dan eksperimental di lapangan.

Lahir pada 8 Juni 1961 di Santa Rosa de Cabal, Kolombia, Osorio memulai karier sepak bolanya sebagai gelandang bertahan.

Ia mengawali karier profesional di Deportivo Pereira pada tahun 1982 sebelum sempat bermain untuk klub Brasil, Internacional, pada 1984.

Namun, cedera parah membuatnya harus pensiun dini di usia 26 tahun pada 1987.

Setelah gantung sepatu, Osorio menempuh jalur akademik dan kepelatihan.

Ia meraih gelar Sarjana Ilmu Olahraga dari Southern Connecticut State University di Amerika Serikat, serta diploma Ilmu Sepak Bola dari Liverpool John Moores University di Inggris.

Ia juga memegang lisensi kepelatihan UEFA A dari FA Inggris dan sertifikat dari Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB).

Puncak karier Osorio datang ketika ia ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Meksiko pada Oktober 2015.

Di bawah arahannya, Meksiko tampil impresif dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 dan lolos ke Rusia dengan status juara grup zona CONCACAF.

Osorio juga memimpin timnya meraih kemenangan bersejarah 1–0 atas Jerman, juara bertahan saat itu, pada fase grup Piala Dunia 2018.

Osorio dikenal sebagai pelatih yang sangat detail dan ilmiah.

Ia gemar melakukan rotasi ekstrem, sering mengganti formasi bahkan dalam satu pertandingan.

Pendekatan taktisnya kerap dikritik karena terlalu eksperimental, namun juga dikagumi karena fleksibel dan berbasis analisis mendalam.

Oscar Garcia

Terakhir ada Oscar Garcia. Mantan pemain Barcelona ini dikenal sebagai pelatih cerdas dengan pengalaman panjang di berbagai negara.

Sosok berusia 52 tahun itu telah meniti karier kepelatihan di delapan negara berbeda, mulai dari Spanyol, Inggris, Austria, Prancis, hingga Meksiko.

Lahir di Sabadell, Catalonia, pada 26 April 1973, Oscar García adalah produk asli akademi La Masia milik Barcelona. Ia bergabung sejak 1984 dan menembus tim utama pada awal 1990-an.

Setelah pensiun pada 2005, Oscar menempuh jalur kepelatihan.

Ia sempat menjadi asisten Johan Cruyff di tim nasional Catalonia pada 2009.

Dari Cruyff, ia banyak belajar soal filosofi sepak bola menyerang dan pengembangan pemain muda.

Pada 2010, ia mulai melatih tim muda Barcelona, sebelum akhirnya mendapat kesempatan besar menangani Maccabi Tel Aviv pada 2012.

Di bawah arahannya, klub Israel itu menjuarai Liga Primer Israel 2012/13, gelar pertama mereka dalam satu dekade. Kesuksesan itu membuat namanya mulai dikenal luas di Eropa.

Pada 2013, Oscar García pindah ke Inggris untuk menangani Brighton & Hove Albion di Championship.

Setelah sempat singgah di Watford, kariernya mencapai puncak saat menukangi Red Bull Salzburg antara 2015–2017.

Bersama klub Austria itu, ia memenangkan dua gelar Bundesliga Austria dan dua Piala Austria secara beruntun.

Ia dikenal karena sistem permainan menyerang cepat dan pembinaan pemain muda seperti Hwang Hee-chan dan Valentino Lazaro.

Óscar García dikenal sebagai pelatih yang mengutamakan penguasaan bola dan permainan kolektif.

Gaya bermainnya sangat dipengaruhi oleh filsafat “Total Football” ala Johan Cruyff.

Ia juga punya reputasi sebagai pelatih yang piawai mengembangkan pemain muda dan menjaga dinamika ruang ganti.

Kontributor: M.Faqih

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI