- Erick Thohir sebut ada lima calon pelatih Timnas Indonesia yang tengah dipertimbangkan.
- Kandidatnya termasuk Akira Nishino, Roberto Donadoni, dan nama-nama dengan pengalaman di level dunia.
- PSSI akan berdiskusi dengan berbagai pihak sebelum menetapkan pelatih baru skuad Garuda.
Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa federasi sepak bola Indonesia saat ini telah mengantongi lima calon pelatih yang masuk dalam radar untuk menangani Timnas Indonesia.
Erick menjelaskan bahwa PSSI tengah menyiapkan langkah strategis menjelang sejumlah agenda besar tim nasional di tahun depan, termasuk FIFA Matchday pada Maret, Juni, September, Oktober, dan November 2026.
“Kita itu ada FIFA Matchday November, tapi yang besar itu kan tahun depan, Maret, Juni, September, Oktober, dan November,” ujar Erick di podcast Bukan Kaleng-kaleng.
“Kalau sampai lima nama ini, kita harus diskusi lagi dengan banyak pihak, tentu yang ada di PSSI maupun stakeholder yang ada di pemerintah. Karena lima nama ini kan belum tentu available. Ini baru cita-cita. Pas ditanya, ‘Mau nggak?’ Eh, nggak,” kata Erick.
“Berarti kurang lagi. Nah sebelumnya bahkan 10 nama. Dari 10, lima enggak. Jadi tinggal lima. Nah sekarang ini lima nama. Gimana kalau 5-5-nya enggak? Nah ini kita juga perlu proses,” lanjutnya.
Publik pun mulai menebak-nebak kira-kira siapa lima orang calon pelatih Timnas Indonesia.
Berikut profil lima kandidat pelatih Timnas Indonesia bersumber dari suara-suara netizen di sosial media
Nama Akira Nishino mencuat sebagai kandidat kuat yang dinilai paling realistis untuk menggantikan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Baca Juga: Daftar Calon Pelatih Timnas Indonesia Makin Mengerucut, Siapa Saja?
Mantan pelatih Timnas Jepang itu kini berstatus tanpa klub sejak meninggalkan posisinya di Timnas Thailand pada tahun 2021.
Selain pengalaman di ASEAN, rekam jejak Nishino di level dunia juga tidak bisa dianggap remeh.
Ia pernah mengantar Timnas Jepang menembus babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Rusia.
Kala itu, Jepang tampil mengesankan dan hanya tersingkir secara dramatis dari Belgia dengan skor 2-3 setelah sempat unggul dua gol.
Dengan pengalaman internasional yang lengkap serta pemahaman mendalam terhadap sepak bola Asia, banyak pihak menilai Nishino bisa menjadi pilihan ideal untuk membawa Timnas Indonesia naik level di kancah global.
Sosok Akira Nishino dinilai memenuhi kriteria yang diinginkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yakni pelatih berpengalaman internasional, memahami kultur Asia, dan mampu membangun fondasi permainan modern bagi Timnas Indonesia.
Nama Roberto Donadoni tentu bukan hal asing. Lahir di Cisano Bergamasco, Italia, pada 9 September 1963, Donadoni dikenal sebagai salah satu winger terbaik Italia di era 1980-an dan 1990-an.
Nama Donadoni juga masuk dalam rumor calon pelatih Timnas Indonesia. Di akun Instagram miliknya bahkan sudah dibanjiri komentar dari netizen +62
Usai gantung sepatu pada tahun 2000, Donadoni memulai perjalanan kepelatihannya dari bawah, melatih klub-klub seperti Lecco, Livorno, dan Genoa.
Lalu mendapat kesempatan besar menangani tim nasional Italia pada 2006, menggantikan Marcello Lippi pasca Italia menjuarai Piala Dunia.
Di bawah arahannya, Italia mencapai perempat final Euro 2008, sebelum kalah adu penalti dari Spanyol yang akhirnya menjadi juara.
Setelah itu, Donadoni melanjutkan karier di Napoli, Cagliari, Parma, dan Bologna, serta sempat melatih Shenzhen FC di Liga Super Tiongkok pada 2019.
3. Juan Carlos Osorio
Nama berikutnya, Juan Carlos Osorio, dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan ilmiah dan taktis yang mendalam.
Ia juga masuk dalam rumor calon pelatih Timnas Indonesia pengganti Kluivert.
Puncak karier Osorio datang ketika menukangi tim nasional Meksiko (2015–2018).
Di bawah arahannya, Meksiko tampil gemilang di Piala Dunia 2018, bahkan mencatat kemenangan bersejarah 1–0 atas juara bertahan Jerman.
Osorio dikenal sangat detail dan fleksibel dalam taktik, kerap melakukan rotasi ekstrem antar pemain dan formasi yang menjadikannya pelatih ideal untuk membangun tim nasional dengan kedalaman skuad dan sistem yang adaptif.
4. Oscar García
Oscar García, mantan pemain Barcelona dan salah satu murid terbaik Johan Cruyff.
Lahir di Sabadell, Catalonia, pada 26 April 1973, García merupakan produk akademi La Masia, pusat lahirnya banyak bintang dunia.
Setelah pensiun pada 2005, ia sempat menjadi asisten Cruyff di tim nasional Catalonia sebelum memulai karier pelatihannya sendiri.
Gaya melatih Oscar García sangat khas Spanyol, menekankan penguasaan bola, serangan cepat, dan pembinaan pemain muda.
Filosofinya yang berakar dari “Total Football” membuatnya cocok untuk tim dengan karakter pemain kreatif seperti Indonesia.
Frank de Boer dikaitkan dengan posisi pelatih kepala skuad Garuda.
Spekulasi itu mencuat setelah Simon Tahamata, Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia, mengunggah foto dirinya berpelukan dengan Frank de Boer di akun Instagram pribadinya.
Unggahan tersebut langsung menuai berbagai komentar dan dugaan dari netizen bahwa mantan pelatih tim nasional Belanda itu mungkin tengah menjadi kandidat pengganti Kluivert.
De Boer bukan nama asing di dunia sepak bola. Sebagai pemain, ia dikenal sebagai legenda Ajax Amsterdam dan sempat memperkuat Barcelona di akhir 1990-an.
Namun, karier kepelatihannya berjalan naik turun.
Ia pernah menangani Ajax, Inter Milan, Crystal Palace, hingga Atlanta United di MLS.
Meski sempat sukses membawa Ajax menjuarai Eredivisie, reputasinya merosot setelah serangkaian kegagalan di klub-klub besar Eropa.
Bahkan, beberapa mantan pemainnya melontarkan kritik tajam terhadap gaya kepemimpinannya.
Salah satunya datang dari Felipe Melo, mantan gelandang Inter Milan.
Dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport pada September lalu, pemain asal Brasil itu menilai De Boer sebagai sosok yang “tidak paham sepak bola” dan sulit berkomunikasi dengan pemain.
“Dia tidak mengerti sepak bola. Sama sekali tidak bisa. Bahkan pernah mengejek Gabigol dengan menyebutnya ‘Gabi-no-goal’,” ujar Melo.
Kontributor: Adam Ali