3 Pemain Keturunan Tertutup Bela Timnas Indonesia, Ternyata Kini Nasibnya Lebih Baik

Jum'at, 07 November 2025 | 13:19 WIB
3 Pemain Keturunan Tertutup Bela Timnas Indonesia, Ternyata Kini Nasibnya Lebih Baik
Timnas Indonesia (PSSI)
Baca 10 detik
  • Naturalisasi terhambat, Riedewald gabung Sheffield United di Liga Inggris.

  • Kendala administrasi buat Montnor batal membela Indonesia, kini ke Suriname.

  • PSSI wajib tingkatkan verifikasi ketat garis keturunan pemain diaspora.

Suara.com - PSSI secara masif menjalankan program naturalisasi pemain diaspora demi meningkatkan daya saing Timnas Indonesia.

Strategi ini membuahkan hasil signifikan dengan meningkatnya kualitas dan kedalaman skuad Garuda.

Indonesia sukses mencetak sejarah dengan lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Prestasi ini otomatis mengamankan tiket bagi skuad Garuda untuk berlaga di Piala Asia 2027.

Ironisnya, beberapa pemain keturunan potensial harus menghentikan proses naturalisasi mereka karena berbagai alasan.

Para pemain diaspora yang batal berseragam Merah Putih kini justru menemukan puncak karier mereka di klub Eropa.

Jairo Riedewald, gelandang tangguh lulusan Ajax Amsterdam, sempat menjadi target utama naturalisasi PSSI.

Kehadirannya diproyeksikan untuk menjadi benteng utama lini tengah Skuad Garuda yang lebih solid dan berpengalaman.

Patrick Kluivert menyebut Jairo Riedewald sebagai nama pertama yang akan dinaturalisasi saat ia diperkenalkan ke publik Januari lalu.

Baca Juga: Indra Sjafri Panggil Ivar Jenner dan Mauro Zijlstra untuk TC Timnas Indonesia U-23

Sayangnya, proses tersebut terpaksa dihentikan karena PSSI menemukan kendala dalam melengkapi dokumen administrasi sang pemain.

PSSI mengambil sikap menunda naturalisasi demi menghindari isu legalitas yang dapat memicu penolakan dari FIFA.

Setelah dilepas Crystal Palace, Riedewald sempat berstatus bebas transfer alias tanpa klub untuk beberapa waktu.

Gelandang berpengalaman ini kini resmi berseragam Sheffield United untuk mengarungi kompetisi musim yang akan datang.

Kepindahan ini membuktikan bahwa kualitas bermain Riedewald masih diakui di level tertinggi sepak bola Inggris.

Kehadiran pemain baru ini diharapkan dapat mendongkrak performa timnya di persaingan ketat Premier League.

Selain Riedewald, ada nama Mauresmo Hinoke, pemain sayap yang juga masuk radar pemantauan PSSI dari Belanda.

Kemampuan menyerang Hinoke dinilai sangat potensial untuk mengisi kekosongan di sektor sayap penyerangan Garuda.

PSSI menghentikan prosesnya sebab garis keturunan Hinoke dinilai tidak memenuhi syarat administratif dari federasi internasional.

Kegagalan ini tidak membuat karier Hinoke meredup, malah ia semakin bersinar di kompetisi Eerste Divisie.

Ia kini menjelma menjadi andalan utama di klub TOP Oss yang berlaga di kompetisi kasta kedua Liga Belanda.

Penampilan gemilangnya dibuktikan dengan torehan tiga gol dan satu asis yang dicatatkan sejauh musim ini berjalan.

Jaden Montnor, penyerang tengah bertalenta, mengalami nasib serupa karena terbentur syarat keturunan federasi internasional.

Dengan dihentikannya proses, Montnor harus rela menunda impiannya untuk mengenakan jersey Merah Putih di masa depan.

Kualitas Montnor tetap terbukti di Eropa, di mana ia menjadi ujung tombak andalan klub Aris Limassol.

Montnor mencetak empat gol dan dua asis yang krusial untuk mempertahankan posisi timnya di papan atas Liga Siprus.

Montnor mengambil jalan lain di kancah internasional dengan mengalihkan fokus untuk membela tim nasional Suriname.

Ia memilih membela negara asal keluarganya yang kini tengah berjuang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

Montnor berkesempatan besar tampil pada Piala Dunia 2026 jika Suriname sukses menembus babak kualifikasi zona CONCACAF.

Hal ini tentu menjadi ironi manis bagi sang pemain yang harus batal memperkuat skuad Garuda karena kendala administrasi.

Kisah mereka menjadi pengingat betapa rumitnya persyaratan silsilah dan administrasi dalam proses naturalisasi pemain.

Federasi perlu melakukan verifikasi yang lebih ketat di awal agar tidak membuang waktu dalam proses yang terhenti.

Ketelitian dalam memverifikasi garis keturunan wajib menjadi prioritas utama sebelum melangkah ke proses yang lebih lanjut.

Lolosnya Indonesia ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menandakan era kebangkitan sepak bola nasional.

Meski sukses, PSSI harus tetap berburu talenta terbaik di dunia untuk menjaga kualitas tim di level Asia.

Kolaborasi antara pemain lokal dan diaspora adalah kunci untuk menghadapi tantangan di babak kualifikasi selanjutnya.

Jairo Riedewald membuktikan penundaan naturalisasi tidak menghalangi kesempatan tampil di liga kasta tertinggi Eropa.

Pengalaman berlaga di kompetisi Eropa memberikan nilai jual yang tinggi serta pembelajaran berharga bagi setiap pemain.

Hinoke dan Montnor menunjukkan bahwa talenta mereka tetap diakui meski terkendala aturan administrasi PSSI.

Kans Montnor beraksi di ajang Piala Dunia adalah salah satu pencapaian puncak karier yang layak diapresiasi tinggi.

Federasi perlu belajar dari kasus-kasus ini agar dapat menyempurnakan proses rekrutmen pemain diaspora di masa mendatang.

Peningkatan kualitas Timnas Indonesia harus menjadi fokus berkelanjutan PSSI, tidak hanya melalui naturalisasi instan.

Modal keberhasilan menuju Piala Dunia ini harus dijaga dengan komitmen penuh terhadap kualitas dan integritas proses seleksi pemain.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI