- Nova Arianto menegaskan kelemahan mendasar pemain Indonesia kembali terlihat saat dibantai Brasil U-17.
- Dua kekalahan membuat peluang Indonesia ke 32 besar semakin tipis, tapi Nova fokus ke laga terakhir kontra Honduras.
- Pernyataan lama Shin Tae-yong soal pembinaan usia dini dan mental instan publik kembali relevan.
Pelatih Korea Selatan, Shin Tae-yong, yang pernah menangani timnas Indonesia dari level senior hingga junior, sudah berkali-kali menegaskan bahwa Indonesia tidak akan berkembang jika tetap terjebak pola pikir instan.
Dalam sebuah wawancara pada 2022, Shin menyoroti budaya menuntut hasil cepat tanpa membenahi dasar pembinaan.
“Pertama harus membuat pembinaan usia dini, jika selalu bicara prestasi, prestasi, prestasi, ya tidak akan berkembang. Maksudnya, itu jika bicara prestasi dalam waktu dekat ini,” kata Shin Tae-yong di kanal YouTube Sport 77 Official, 19 Juli 2022.
Shin menilai sebuah fondasi sepak bola yang kuat membutuhkan keseriusan kolaborasi antara PSSI, klub, dan tim nasional.
“Saya belum bisa memastikan kapan (sepakbola Indonesia berjaya), tetapi PSSI, timnas, serta setiap klub harus menjadi satu unit untuk membuat program yang baik,” ujarnya kala itu.
Ucapan Shin seperti menjadi respons atas tekanan besar dari publik maupun pejabat PSSI, termasuk suara keras dari eks anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, yang sempat mempertanyakan kinerja sang pelatih karena belum memberi gelar bagi Indonesia.
Menurut Shin, perjalanan Indonesia menuju level Asia membutuhkan waktu panjang.
“Menurut saya, perlu waktu minimal 10 tahun, dibuat program yang baik, baru Indonesia bisa berkembang, bersaing di Asia,” tegasnya.
Kini Shin Tae-yong sudah tidak lagi menangani Timnas Indonesia setelah PSSI memecatnya pada Januari 2025.
Baca Juga: Piala Dunia U-17: Takluk dari Brazil, Peluang Lolos Indonesia Masih Ada!
Posisi itu sempat diisi Patrick Kluivert, namun ia pun diberhentikan usai gagal membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026.
Sampai saat ini, PSSI belum menunjuk pelatih baru untuk tim senior.