-
Winger Liga Yunani Luke Keet berjuang keras membuktikan diri di seleksi Timnas U-23.
-
Keet menjadikan Indonesia prioritas utama setelah terinspirasi perjuangan Timnas Senior.
-
Pemain diaspora ini mendapat dukungan rekan setim untuk adaptasi bahasa dan budaya Indonesia.
Suara.com - Winger muda berbakat, Luke Xavier Keet, secara terbuka menyatakan keinginan kuatnya untuk bergabung dengan skuad Timnas Indonesia U-23, terlepas dari belum adanya panggilan resmi dari pelatih kepala, Indra Sjafri.
Pemain yang saat ini berkompetisi di kasta kedua Liga Yunani bersama klub GS Illioupolis ini bertekad membuktikan kapabilitasnya agar dilirik untuk persiapan SEA Games 2025 mendatang.
Meskipun Indra Sjafri belum memasukkan nama pemain berusia 22 tahun ini ke dalam daftar peserta training center (TC) terbaru, Luke tidak patah semangat dan berinisiatif menunjukkan kualitasnya.
Luke Xavier Keet memiliki latar belakang ganda, yakni keturunan Indonesia dan Australia, tetapi hatinya mantap memilih Merah Putih.
Kehadirannya di tengah TC bertujuan meyakinkan tim pelatih bahwa ia layak mengisi posisi winger dalam komposisi Garuda Muda.
"Saya tersanjung diberi kesempatan ini," ujar Luke Keet mengawali pernyataannya mengenai upayanya mengikuti TC.
"Menjadi bagian dari tim ini adalah keistimewaan itu sendiri. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk tim ini," lanjutnya, menyiratkan keseriusan penuh.
Semangat membela panji Indonesia menjadi motivasi utama bagi pemain yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Tanah Air ini.
Ia tidak hanya ingin sekadar bermain, tetapi secara spesifik ingin menjadi bagian penting dari upaya tim meraih hasil terbaik.
Baca Juga: Indra Sjafri Coret Luke Xavier Keet Hari Ini?
Luke memegang teguh keyakinan pada kualitas tim pelatih dan juga potensi besar yang dimiliki oleh rekan-rekan pemain lainnya.
"Apapun itu saya ingin membantu tim," tegas pemain kelahiran Indonesia tersebut.
"Saya percaya dengan staf kepelatihan dan para pemainnya. Mereka punya potensi yang besar."
Keinginan Luke selaras dengan harapan publik pencinta sepak bola nasional yang selalu mendambakan kemenangan.
"Warga Indonesia berhak untuk melihat kemenangan [Timnas Indonesia]. Jika saya bisa membantu, saya ingin membantu," tuturnya dengan penuh keyakinan.
Luke Keet memberikan penekanan yang sangat kuat mengenai prioritasnya membela negara asal ibundanya.
"Indonesia nomor satu, tidak ada yang lain," ucapnya.
Keputusan Luke Keet untuk menempatkan Indonesia sebagai pilihan utama tidak lepas dari rasa keterhubungan yang kembali terbangun dengan negara ini.
Ia mengaku telah lama tidak kembali ke Indonesia, namun sambutan hangat masyarakat dan perjuangan tim nasional senior telah memicu percikan inspirasi.
Perjalanan mengesankan Timnas Indonesia dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi salah satu faktor kunci yang memantapkan tekadnya.
"Sejujurnya, saya sudah lama tidak pulang ke sini," aku Luke mengenai lamanya ia absen dari Indonesia.
"Orang-orang di sini begitu hangat dan perjuangan tim nasional di Kualifikasi Piala Dunia menginspirasi saya. Hal seperti itu yang membuat saya terhubung dengan negara ini," jelas Luke.
Luke tidak sendiri dalam usahanya, karena ada dua pemain lain yang juga berstatus non-panggilan, yaitu Muhammad Mishbah dan Reycredo Beremanda.
Keduanya merupakan punggawa klub Agulias UMak yang berbasis di Filipina dan turut berpartisipasi dalam TC.
Satu kendala yang dihadapi oleh Luke Keet adalah terbatasnya kemampuan berbahasa Indonesia secara lisan, meskipun ia pernah mengenyam pendidikan di Indonesia.
Namun, ia secara aktif berusaha menguasai kembali bahasa ibu dengan bantuan rekan-rekan setim yang memiliki latar belakang diaspora atau naturalisasi.
Brandon Scheunemann menjadi salah satu figur yang berperan besar dalam membantu proses adaptasi bahasa Luke selama TC berlangsung.
"Brandon banyak membantu saya," ujar Luke mengapresiasi bantuan rekannya.
Selain Brandon, ada beberapa pemain naturalisasi yang turut memberikan dukungan kepadanya.
Mereka memberikan bantuan praktis, bahkan saat momen-momen santai seperti makan malam, untuk membantu Luke mempelajari hal-hal baru mengenai bahasa dan budaya Indonesia.
"Kemudian ada beberapa pemain naturalisasi yang membantu saya tentang beberapa hal ketika makan malam," tutup Luke.
Luke Keet kini berharap kesempatan emas untuk mengenakan seragam Merah Putih dapat segera terwujud melalui kerja keras dan dedikasinya selama masa training center.