-
Monchengladbach tersingkir 1-2 dari St. Pauli di DFB Pokal.
-
Pelatih Polanski mengkritik keras mentalitas buruk tim di awal laga.
-
Kekalahan ini menghentikan langkah Kevin Diks Cs di babak 16 besar.
Suara.com - Skuad Borussia Monchengladbach harus mengubur mimpi mereka di ajang DFB Pokal 2025/2026 setelah menelan kekalahan tipis 1-2 saat menjamu St. Pauli.
Pertandingan yang berlangsung di markas mereka, Stadion Borussia Park, pada Rabu (3/12/2025) dini hari WIB, berakhir mengecewakan bagi tim tuan rumah.
Pelatih Monchengladbach, Eugen Polanski, tidak dapat menyembunyikan rasa frustrasi mendalam atas hasil yang menghentikan langkah timnya di babak 16 besar tersebut.
Polanski secara terbuka melontarkan kritik keras, secara spesifik menyoroti rendahnya mentalitas yang diperlihatkan oleh para pemainnya, termasuk Kevin Diks, di fase awal pertandingan.
Kekalahan menyakitkan ini secara otomatis menjadi pukulan telak yang sangat mengecewakan bagi skuad berjuluk Die Fohlen.
Pelatih berkebangsaan Polandia itu mengakui bahwa anak asuhnya gagal memulai laga dengan performa yang meyakinkan.
Timnya terlihat bermain tanpa intensitas energi yang memadai sepanjang babak pertama, menurut pengakuan Polanski.
Situasi tersebut menyebabkan Monchengladbach kebobolan lebih dahulu menjelang paruh waktu.
Gol pembuka keunggulan St. Pauli dicatatkan atas nama Martijn Kaars pada menit ke-43.
Baca Juga: Rapor Kevin Diks Blunder Dibikin Malu St Pauli
Polanski menyoroti bagaimana permainan timnya berjalan lambat dan kurang agresif sejak peluit kick-off dibunyikan.
"Kami tidak benar-benar bisa tampil sejak babak pertama dan kurang memiliki energi di lapangan," ujar Polanski, sebagaimana dilansir dari situs resmi klub, Rabu (3/12/2025).
"Pergerakan bola kami terlalu lambat dan kami bisa saja tertinggal lebih dulu," tambahnya lagi.
Memasuki babak kedua, Die Fohlen menunjukkan respons dan perubahan yang cukup signifikan dalam permainan.
Haris Tabakovic berhasil membawa harapan bagi timnya setelah mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-56.
Gol tersebut diakui Polanski telah memicu timnya untuk mulai menemukan ritme dan tempo permainan yang lebih baik.
"Saat jeda, kami bertekad untuk memberikan tekanan lebih kepada lawan," ungkap Polanski.
"Kami berhasil melakukannya lewat gol penyama kedudukan," lanjutnya, menjelaskan titik balik di awal paruh kedua.
"Setelah itu, kami mulai masuk ke dalam permainan," imbuhnya, menandakan adanya peningkatan moral dan performa.
Sayangnya, periode kebangkitan yang sempat dinikmati Monchengladbach tidak mampu dipertahankan hingga akhir pertandingan.
Polanski kemudian menyoroti bahwa timnya gagal mempertahankan intensitas tekanan yang diperlukan untuk mendominasi pertahanan St. Pauli.
Kegagalan ini sangat terlihat dalam upaya Monchengladbach untuk menciptakan dominasi di sepertiga akhir lapangan lawan.
Pelatih berusia 37 tahun itu merasa para pemainnya tidak berhasil menempatkan diri pada posisi ideal untuk terus menekan.
Alhasil, pertandingan berjalan datar tanpa Monchengladbach mampu menciptakan peluang-peluang emas secara konsisten.
"Tetapi kami tetap tidak benar-benar bisa berada di posisi yang diperlukan untuk menekan lawan lebih lama di sepertiga akhir," Polanski mengkritik.
Kekalahan 1-2 ini memastikan St. Pauli melaju ke babak perempat final DFB Pokal, sementara Monchengladbach harus angkat koper.
Louis Oppie menjadi penentu kemenangan bagi tim tamu dengan golnya di menit ke-83, membuat Monchengladbach tersingkir.
Polanski menegaskan bahwa kekalahan ini harus menjadi bahan evaluasi serius, khususnya terkait mentalitas tanding tim di momen-momen krusial.
Kecepatan dan intensitas bermain yang kurang di awal laga menjadi fokus utama yang perlu diperbaiki oleh seluruh anggota tim.
Performa buruk di babak 16 besar ini menjadi catatan merah bagi Monchengladbach di kompetisi piala domestik musim 2025/2026.