- Timnas Indonesia hanya mengoleksi tiga medali emas sepanjang sejarah 32 edisi SEA Games sejak 1959.
- Era awal didominasi oleh Burma (Myanmar) dengan lima gelar juara, lalu berlanjut Thailand mendominasi modern.
- Indonesia saat ini berada di urutan kelima peraih emas, dan akan berlaga di SEA Games 2025 sebagai juara bertahan.
Suara.com - Menjelang kick-off SEA Games 2025 di Thailand, sebuah pertanyaan klasik kembali menyeruak: Seberapa hebat sebenarnya Timnas Indonesia di panggung Asia Tenggara ini?
Jika melihat lemari trofi, jawabannya mungkin akan membuat dahi berkerut.
Dari total 32 edisi yang telah digelar sejak 1959 (awalnya bernama SEAP Games), Indonesia ternyata baru mengoleksi tiga medali emas.
Angka yang terbilang 'ngenes' jika dibandingkan dengan dominasi total negara tetangga.
Lantas, bagaimana sebenarnya peta kekuatan sepak bola Asia Tenggara dan posisi Indonesia di dalamnya? Berikut bedah rekam jejaknya.
1. Era Awal: Dominasi Burma (Myanmar)
Di masa-masa awal SEAP Games (1959-1975), panggung sepak bola dikuasai oleh Burma.
Negara yang kini bernama Myanmar itu merajai kompetisi dengan menyabet lima medali emas, termasuk satu gelar juara bersama Thailand pada 1965.
Saat itu, Indonesia masih belum bicara banyak.
Baca Juga: Timnas Vietnam U-22 Dapat Perlakukan Istimewa di SEA Games 2025, Kok Bisa?
2. Era Modern: Dominasi Thailand
Sejak berganti nama menjadi SEA Games pada 1977, peta kekuatan berubah drastis.
Thailand muncul sebagai monster menakutkan yang mengumpulkan total 15 medali emas hanya di era ini (total 16 emas keseluruhan).
Mereka menjadi standar tertinggi yang sulit digoyahkan. Malaysia membuntuti dengan lima emas, sementara Vietnam mulai bangkit dengan dua emas.
3. Posisi Timnas Indonesia: Tim Hore atau Raksasa?
Di mana posisi Indonesia? Skuad Garuda berada di urutan kelima dalam daftar peraih emas terbanyak.
Tiga medali emas yang diraih pada 1987, 1991, dan terakhir penantian panjang yang tuntas pada 2023, menjadi bukti bahwa Indonesia punya potensi namun seringkali tersandung inkonsistensi.
Kini, di edisi ke-33 yang akan berlangsung pada 3–18 Desember 2025, Timnas Indonesia U-22 datang dengan status berbeda: juara bertahan.
Regulasi umur yang kini membatasi pemain U-22 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indra Sjafri untuk membuktikan bahwa emas 2023 bukanlah kebetulan semata, melainkan awal dari era baru dominasi Merah Putih.
Kontributor : Imadudin Robani Adam