- Fiorentina merupakan salah satu dari "The Magnificent Seven" yang mendominasi Serie A dekade 1990-an hingga 2000.
- Klub ikonik ini memiliki stadion megah, Artemio Franchi, rancangan Pier Luigi Nervi, serta legenda Gabriel Batistuta.
- Setelah krisis finansial dan kebangkrutan awal 2000-an, klub menghadapi potensi degradasi Serie A saat ini.
Era Kelam Fiorentina
Memasuki era 2000-an bisa dibilang sebagai era kelam bagi Fioretina. Klub dilanda badai finansial.
Meski telah menjual bintang-bintangnya seperti Gabriel Batistuta, Rui Costa, dan Francesco Toldo, kondisi keuangan klub tak kunjung membaik.
Fiorentina terdegradasi ke Serie B pada musim 2001–2002 dan akhirnya dinyatakan bangkrut karena gagal memenuhi kewajiban finansial.
Pada 1 Agustus 2002, klub dibentuk ulang dengan nama Fiorentina 1926 Florentia. Diego Della Valle kemudian mengambil alih dan mengubah nama klub menjadi Florentia Viola.
Dimulai dari Serie C2, Fiorentina langsung menjuarai kompetisi dan secara luar biasa dipromosikan ke Serie B, lalu kembali ke Serie A pada musim 2003–2004.
Pada musim ini, Fiorentina diambang terdegradasi. La Viola yang saat ini dlatih oleh Paolo Vanoli berada di dasar klasemen Serie A.
David de Gea dkk dari 16 pertandingan Serie A musim ini hanya mampu mengoleksi 9 poin, hasil dari 1 kali kemenangan, 6 kali hasil imbang dan 9 kali kalah.
Dari 16 pertandingan, La Viola juga hanya mampu mencetak 17 gol dan gawang de Gea sudah kebobolan 27 kali.
Baca Juga: Harapan Jay Idzes Bisa Ajak Rizky Ridho Main Bareng di Sassuolo
Kondisi ini sangat jauh berbeda dibanding musim lalu. Di musim 2024/2025, Fiorentina berhasil finish di peringkat ke-6.
Di tengah kondisi yang hancur lebur ini, Fiorentina seperti dilansir ari TuttoMercatoWeb diperparah dengan ketegangan dan kegelisahan di ruang ganti.
Penyerang asal Islandia, Albert Gudmundsson, disebut sebagai pemain pertama yang bersiap meninggalkan Artemio Franchi.
Gudmundsson tidak sendirian. Bek kanan asal Brasil, Dodô, juga dikabarkan siap mencari pelabuhan baru dalam beberapa pekan ke depan.
Keputusan ini dipicu oleh mandeknya negosiasi perpanjangan kontrak, meski performanya menarik minat sejumlah klub besar, baik dari Italia maupun luar negeri.
Melihat kondisi seperti ini, sepertinya di musim depan, Fiorentina sudah hampir pasti akan terdegradasi ke Serie B Italia.