Kalau yang tidak berangkat tahun ini, insya Allah tahun depan berangkat. Untuk jamaah yang berangkat tahun depan, mundur lagi. Begitu seterusnya.
Ada tanggapan dari teman-teman travel lain?
Kalau lagi ngobrol ini sampai kapan ya? Ada yang bilang duh kalau sampai September atau akhir tahun gimana? Tapi buat saya, mungkin mewakili teman2 penyelenggara, saya kan di Asosiasi Muslim Penyelenggara Umroh dan Haji (AMPHURI) bilang ambil hikmahnya saja, ini mungkin yang terbaik.

Alasan ini adalah keputusan terbaik?
Untuk Indonesia, pemerintah melihat trend orang yang terjangkit cukup besar. Sehingga tipis kemudian untuk jamaah dari kita berangkat. Di sini peserta haji banyak sepuh. Karena haji pada usia lansia. Ini juga cukup menjadi masalah.
Nah, kalau tidak merasa begitu rugi di sisi jamaah, bagaimana dengan operasional travel?
Untuk menggaji pegawai Alhamdulillah ada aset kantor, paling bayar THR pakai dana pribadi saya.
Ada bisnis sampingan yang ditekuni?
Periode bulan Maret, pas April saya bisnis baju muslim, kurma, harus putar otak memberdayakan agent. Bukan berarti duit jamaah saya gunakan, ini murni pribadi. Kalau dibilang cari untung, nggak lah. Saya juga cari peluang untuk teman-teman agent. Itu lah dinamikanya.
Baca Juga: Jualan Kurma, Sahrul Gunawan Bantah Pakai Duit Jemaah Haji Travelnya
Hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini?
Saya berharap seluruh calon jamaah menghormati keputusan pemerintah. Semoga pandemi ini bisa selesai. Ini menjadi teguran untuk muslim, penyelenggara umrah apakah keberangkatan ke tanah suci.
Untuk jamaah, apakah niatnya murni ibadah atau sekadar riya berfoto selfie di depan ka’bah. Untuk penyelenggara travel seperti saya, introspeksi diri apakah sudah baik mengantarkan tamu Allah ke rumahnya.