Suara.com - Melanie Subono bukan hanya dikenal sebagai seniman di bidang musik, tapi juga aktivis. Suaranya keras melawan ketidakadilan, tapi bisa begitu lembut saat bicara soal Rumah Harapan yang awalnya dibangun untuk wujudkan keinginan terakhir orang.
Tim Suara.com berkesempatan sejenak ngobrol bersama Melanie Subono, perempuan yang punya banyak cita-cita, termasuk jadi ballerina hingga detektif.
Bicara soal masa kecilnya, putri promotor Adrie Subono berkisah kecintaan pada Indonesia. Tak lupa aksi perlawanan yang pernah dapat ancaman.
“Gue juga pernah ada yang mau bayar sekian miliar. Tapi bukan kampanye buat mereka. Untuk diam,” kata Melanie Subono ditemui di Kawasan Kemang belum lama ini.
![Melanie Subono [Suara.com/Yuliani]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/20/61120-melanie-subono-suaracomyuliani.jpg)
Tawaran itu ditolak. Kata Melanie Subono, “Jangan nawarin yang gue masih kebayang ngabisinnya.”
Selain fakta itu, masih banyak obrolan lain yang inspiratif dari sosok Melanie Subono. Seperti apa ulasannya? Simak detail wawancaranya bersama Suara.com.
Seperti apa masa kecil Melanie Subono?
Lahir di Jerman lalu pindah ke Indonesia. Bokap pindah ke Indonesia, ya pastinya gue ikut. Di sana kayak apa ya? Gue nggak inget sampai umur berapa gue disana. Kayak apa, gitu-gitu aja. Gue seneng aja tinggal di mana juga. Sesederhana itu.
Berapa lama tinggal di Jerman?
Baca Juga: Interview: Susan Sameh dan Keluh Kesahnya Usai Gagal Nikah
Gue lupa, karena pindah-pindah. Gue tinggal di Budapest, Inggris, pokoknya yang gue ingat, Eropa dan Indonesia, enakan di sini.