Prita lain lagi. Ia adalah milenial yang menjadi sandwich generation. Yang dimaksud sandwich generation adalah mereka yang harus memenuhi kebutuhan ekonomi banyak pihak, selain diri sendiri. Anda termasuk sandwich generation bila gaji tiap bulan dipakai tak hanya untuk memnuhi kebutuhan pribadi, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan orangtua dan/atau menyekolahkan adik.
Prita tak perlu memenuhi kebutuhan adiknya. Sang adik malah punya uang lebih darinya karena jadi selebgram dan di musim kedua ini diceritakan kuliah di luar kota.
Ayahnya pun kali ini mencari tambahan uang dengan ikut MLM (multi level marketing) jualan teh herbal. Di salah satu episode, ada tetangga mengatakan di depan Prita dan ayahnya kalau ia pusing bila anaknya tak mengirimi uang. Prita kemudian menimpali, "Kok, terdengar seperti menyindir, ya."
![Imperfect the Series 2 [WeTV]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/14/59116-imperfect-the-series-2.jpg)
Mungkin karena Prita hanya bekerja di kios handphone, tak banyak yang ia bisa berikan pada orangtuanya. Namun, Prita memberi perlindungan selain uang pada ayahnya. Prita rela ikut berjualan teh herbal MLM ayahnya. Lalu, saat ia pikir ayahnya ditipu dengan ikutan MLM, Prita berani menyatroni orang yang mengajak ayahnya ikut MLM dan minta uang sang ayah dikembalikan.
Hal ini sesuai dengan studi IDN Media tahun ini pada milenial dan gen Z di Indonesia. Dikatakan, bagi gen Z, membahagiakan orangtua adalah prioritas utama dalam hidup (83 persen), baru kemudian menabung atau berinvestasi untuk masa depan (81 persen), menambah keahlian personal (71 persen) dan mendapat gaji yang lebih baik (76 persen).
Selain itu, data menunjukkan, dari 2017 ke 2021 terdapat kecenderungan peningkatan ketergantungan orang tua yang tak lagi produktif pada usia produktif, dari 14,02 persen ke 18,76 persen. Artinya, dari 100 orang usia produktif (umur 15-59 tahun) harus mengurus 17 orang berusia lebih tua yang tak lagi produktif. Nah, Prita masuk golongan ini.
Endah lain lagi. Kesukaannya pada yang serba Korea (nmusik K-Pop dan drama Korea) juga cermin generasinya. Dikatakan dalam studi IDN Media yang sama, satu dari empat gen Z menyukai musik K-pop atau 24 persen, sedang jumlah milenial yang suka K-pop sebesar 14 persen. Di kalangan milenial pula, sebanyak 23 persen menyukai drama Korea. Dan tentu saja, yang cewek penyuka drama Korea lebih banyak dari cowok, 33 persen berbanding 11 persen.
Sedangkan Maria yang Nasrani kita lihat di musim kedua ini bekerja di toko hijab. Ironisme ini tak terlalu istimewa bagi gen Z, sebetulnya. Sebab, di studi IDN Media, sebanyak 69 persen gen Z menganggap toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah berjalan baik. Hanya 9 persen yang tidak setuju dengan pernyataan itu. Makanya, berbagai candaan soal agama di serial Imperfect The Series ditanggapi dengan tertawa oleh sebagian besar penonton.
Tengok misalnya, adegan kocak ketika kakak Maria, Yosep mengkonfrontir Maria yang bekerja di toko jilbab dan menuduhnya sudah pindah agama. Maria menegaskan pada sang kakak imannya kuat tapi sambil bilang "alhamdulillah"--idiom islami yang telah diakrabi penganut agama lain.
OTT tontonan milenial dan gen Z
Baca Juga: Bocoran Adegan Imperfect The Series 2 Episode 9 dan 10, Maria Patah Hati, Neti Gagal Kerja Lagi?
Nah, serangkaian kedekatan hidup dengan milenial dan gen Z itu yang menjadikan WeTV Original Imperfect The Series 2 terasa terkait dengan penontonnya. Milenial dan gen Z juga paling suka menonton serial ini di aplikasi OTT (over the top), karena saat ini OTT telah jadi salah satu saluran utama bagi milenial dan gen Z mencari hiburan.
Memang, masih banyak yang mencari hiburan di TV (milenial: 78 %, gen Z: 69 %), tapi mereka juga telah kian terbiasa nonton tayangan di streaming platform (milenial 22 %, gen Z: 31 %). Netflix, WeTV, Viu, Vidio, atau Disney+Hotstar telah jadi bagian dari kehidupan gen Z dan milenial perkotaan.
Yang menarik lagi ditelisik sebetulnya milenial dan gen Z macam apakah geng kosan. Bila ditengok dari serialnya, Neti, Prita, Endah dan Maria bukan tewrgolong milenial dan gen Z yang hidup berkecukupan. Mereka tinggal di kosan kampung di tengah Jakarta yang bersahaja.
Di perkampungan tengah kota itu ditinggali banyak orang. Rumah padat berdempet. Itu sebabnya, di serial ini jalanan kampung kota tak pernah sepi. Ada saja orang bersliweran atau berjualan. Mereka bukan CEO atau pekerja yang bekerja di kawasan SCBD Sudirman, tapi bekerja di kios pasar yang kecil. Kalaupun masih kuliah, bukan di kampus yang elit. Kendaraan mereka
Penggambaran milenal dan gen Z yang hidup sederhana ini kian mendekatkan geng kosan dengan kebanyakan penontonnya. Serial Imperfect The Series 2 tak berpretensi menjual mimpi. Serialnya menjual realitas. Itu mungkin sebabnya mendatangkan jutaan penonton ke aplikasi WeTV. Mungkin.
Ditulis oleh Ade Irwansyah, seorang pengamat film dan TV. Menulis buku Seandainya Saya Kritikus Film (2009). Artikel ini adalah opini pribadi.