"Saking candunya, berbagai macam dialami seperti pacaran virtual, nolep saat pandemi COVID-19, sampai bosen dimarahi orangtua berkali-kali," imbuhnya.
Dari sanalah dia mulai bisnis dengan membuat turnamen online. Biaya pendaftarannya pun cukup murah.
"Saat itu ramai sekali turnamen online. Turnamen itu sering di kenal dengan FT atau fast tournament. Tapi karena HP kentang, saya cukup kesulitan mengelola turnamennya. Misal, kalau HPnya panas akan mati sendiri. Alhasil riwayat pertandingannya hilang," beber Dhani.
"Berbulan-bulan saya bikin Fast Tour, uang pun sudah mulai ke kumpul, alhasil bisa kebeli sebuah HP yang lebih layak. Bukan cuma HP saya juga bisa beli motor mio pakai uang sendiri," tambahnya.
Remaja asal Pasuruan ini kemudian melanjutkan bisnisnya dengan jual beli akun dan top up gaming. Setidaknya dia sudah punya lima karyawan untuk mengurus usahanya itu.
"Sampai sekarang di usia 18 tahun, timku masih solid ikut bersamaku. Visi dan misi Dhani Bisa menjadi pribadi yang lebih baik, inovasi setiap harinya lakukan apa yang belum ada," tutup Dhani.