3. Dialog yang Melankolis

Dialog menggelitik dari He Qiwu saat di fase patah hati menjadi salah satu yang diingat penonton. “Aku suka berlari sekeras-kerasnya, agar semua cairan di tubuhku tidak tersisa, jadi tidak ada cairan untuk mengeluarkan air mataku.”
Dialog melankolis tadi disempurnakan dengan visual yang menunjukkan adegan He Qiwu lari mengitari lapangan sampai bajunya basah kuyup oleh keringat.
4. Ajak Penonton Rasakan Perasaan Tokoh Utama

Chungking Express tidak menjawab ekspektasi penonton lewat gaya narasi yang umum. Tetapi justru membuat penonton ikut merasakan kesendirian dan rasa kehilangan dari para tokohnya. Ada beberapa adegan yang mungkin dirasa tidak pentingm tapi justru menggambarkan hasrat terdalam dari para tokoh.
5. Ending yang Penuh Makna

Jalan hidup yang dipilih seluruh tokoh digambarkan dengan apik. Kendati pilihan mereka bisa jadi tidak bisa dipahami sepenuhnya oleh penonton. Disinilah Chungking Express tampak spesial.
Sebab perasaan para tokoh membuat perkembangan karakter menjadi makin kuat. Seperti saat Faye yang diam-diam suka pada polisi 663 memilih jadi pramugari. Dengan open ending, penonton pun dibuat sedikit lega karena ada pertemuan di antara keduanya.
Chungking Express memang tergolong film underrated. ,Namun keunikan pengambilan gambar dan gerak kamera serta narasinya yang tidak umum, membuat Chungking Express sangat layak untuk ditonton sebagai hiburan ringan bareng keluarga.
Baca Juga: Beradegan Dewasa dengan Deva Mahenra di Film Ipar Adalah Maut, Davina Karamoy Izin ke Keluarga
Kontributor : Safitri Yulikhah