
"Nanti punya anak terus hilang nggak pulang-pulang karena mengkritisi pemerintahan, baru nyesel. Nanti punya media dibredel, baru nyesel," tulis Wanda lagi.
Cuitan berikutnya masih terasa pedas. Kali ini, Wanda seolah meramal adanya pembredelan karya seni berupa film dan karya sastra berupa tulisan.
"Nanti nggak bisa bikin film lagi, baru nyesel. Nanti nggak bisa nulis lagi, baru nyesel. Jangan sampai nanti nggak bisa nge-kritik lagi, baru nyesel," lanjut Wanda Hamidah.
Wanda Hamidah sendiri tidak sekadar dikenal sebagai artis. Ia adalah salah satu aktivis 1998.
Wanda juga seorang politisi yang pernah bergabung di beberapa partai. Ia juga sempat menduduki kursi dewan tingkat provinsi di Jakarta.