Infografis
Menurutnya, publik terlalu cepat berperan sebagai hakim dan detektif ketika dihadapkan pada kabar Ridwan Kamil berselingkuh.
"Lu minta gue komentar, gue komentar sekarang. Pernah lu sadar, betapa cepat kita hari ini bereaksi ketimbang berpikir. Baru buka mata, HP nyala, boom, Ridwan Kamil selingkuh," ujar Deddy.
"Ya itu masalah yang lain hilang semua. Sikat gigi belum, ngopi belum, udah jadi hakim, udah berasa detektif," sambung Deddy.
Padahal, pada saat yang sama, tidak semua orang mengenal Ridwan Kamil secara langsung.
"Padahal lu nggak kenal langsung sama orangnya, masalah pribadinya lu urusin. Lu panas, lu marah, lu sibuk share karena kalau lu diam, dunia tidak baik-baik saja," sambungnya.
Lebih lanjut, Deddy Corbuzier memberikan pernyataan menohok untuk publik yang terlalu ikut campur dengan kehidupan pribadi orang lain.
"Perselingkuhan, gue tanya, hidup lu sendiri udah beres belum? Hidup gue sih belum beres ya. Cicilan udah beres belum? Karier udah aman? Anak bahagia? Orang tua Anda sudah bahagia?" tanya Deddy dengan menohok.
"Jangan-jangan, kita sendiri nih, lagi capek, stres, bingung, makanya kita cari pelarian dengan nonton drama hidup orang lain," sambungnya.
Deddy melanjutkan tanggapannya dengan menyinggung istilah brain root dan kebijaksanan ketika menemukan informasi di media sosial.
Baca Juga: Korupsi Bank BJB: Barang Bukti yang Disita KPK di Rumah RK Ternyata Moge Royal Enfield
"Semua hal yang kita konsumsi tiap hari itu masuk ke otak. Nah berita-berita kayak gitu bukan sumpah, itu racun, brain rot. Otak lu busuk pelan-pelan, kayak HP kena virus, blank, eror tanpa kita sadari. Kalau HP eror kita tahu. Kalau otak kita eror, kita belum tentu tahu," jelas Deddy Corbuzier.
