Sesal Anang Hermansyah Selepas Bunda Iffet Berpulang

Minggu, 27 April 2025 | 22:29 WIB
Sesal Anang Hermansyah Selepas Bunda Iffet Berpulang
Anang Hermansyah usai pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berpulangnya sosok Iffet Veceha Sidharta atau Bunda Iffet ikut meninggalkan duka mendalam bagi Anang Hermansyah.

Ya, Bunda Iffet punya jasa sama besarnya seperti Slank di balik perjalanan kariernya di panggung hiburan Tanah Air.

"Sampai hari ini, aku bisa berdiri di industri itu berkat beliau. Bahwa saya dilahirkan oleh Bunda Iffet," ungkap Anang Hermansyah usai pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025).

Anang Hermansyah, yang datang dari Jember, Jawa Timur, pernah diberi tempat singgah oleh Bunda Iffet sampai dua tahun lamanya.

"Saya bukan orang Potlot. Saya dari desa, dari Jember. Tapi saya pernah dikasih tempat pernah tidur di Potlot, dua tahun di situ bersama temen-temen," terang Anang Hermansyah.

Masih lekat dalam ingatan Anang Hermansyah, bagaimana kerendahan hati seorang Bunda Iffet yang ketika itu menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Saya diterima oleh beliau. 'Udah, di sini aja. Yuk, bareng-bareng, asal kamu mau ikut, bareng-bareng membangun cita-cita Potlot, cita-cita Slank," jelas Anang Hermansyah.

"Itu lah yang sampai hari ini saya kenang. Betapa baiknya seorang Bunda Iffet mengajari saya, mendidik saya sampai hari ini bisa begini," lanjut suami Ashanty.

Kini, Anang Hermansyah menanggung rasa bersalah setelah Bunda Iffet menghembuskan napas terakhir.

Baca Juga: Bimbim Slank Ungkap Kondisi Bunda Iffet di Rumah Sakit: Mulai Melemah

Besarnya jasa Bunda Iffet, dirasa Anang Hermansyah tak akan terbalas dengan tindakan apa pun yang ia lakukan.

"Susah untuk memaknai betapa besarnya apa yang diberikan oleh beliau. Saya belum bisa membalas apa-apa, karena tanpa beliau dulu, ya Anang berangkat dari Jember nggak ada siapa-siapa," keluh Anang Hermansyah dengan nada sendu.

Anang Hermansyah kini cuma bisa melakukan satu hal, yakni dengan memperjuangkan apa yang jadi cita-cita Bunda Iffet semasa hidupnya.

"Beliau punya cita-cita, bahwa profesi ini bisa menjadi pegangan hidup. Profesi ini bisa diperjuangkan, profesi ini luar biasa, kalau bener-bener kita berjuang bersama memperjuangkan profesi ini," janji Anang Hermansyah.

Sebagai informasi, Bunda Iffet meninggal dunia pada Sabtu malam pukul 22.42. Kabar duka tersiar juga lewat media sosial, salah satunya dari unggahan Adib Hidayat di X.

"Duka cita mendalam atas berpulangnya Bunda Iffet, ibu dari Bimbim @slankdotcom pada Sabtu 26 April 2025 dalam usia 87 tahun," demikian bunyi tulisan Adib Hidayat.

Suasana pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Suasana pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Bunda Iffet sempat dirawat di rumah sakit sejak Senin (21/4/2025) lalu, karena tidak kunjung bangun dari tidurnya di hari itu.

"Hari Senin pagi, tiba-tiba tidur nggak bangun-bangun. Biasanya jam 8-9 tuh udah naik kursi roda ke rumah sebelah, berjemur, tapi ini nggak bangun-bangun. Takut kan kami, akhirnya kami bawa ke rumah sakit," ungkap Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim, yang juga putra Bunda Iffet.

Namun pada Selasa (22/4/2025), Bunda Iffet sudah siuman lagi. Layaknya seperti orang sehat, Bunda Iffet bisa bercanda dengan anggota keluarga yang menemani di rumah sakit.

"Besoknya bangun, ngoceh-ngoceh. Cerita-cerita, semua dipanggilin, ketawa-ketawa," jelas Bimbim.

Sampai di hari keenam perawatan, atau tepatnya pada Sabtu (26/4/2025), Bunda Iffet harus masuk ruang perawatan intensif.

"Sama dokter rumah sakit dievaluasi kan, kenapa. Sebenarnya di hari kedua nggak ada apa-apa. Tapi begitu hari keenam ya, harus masuk HCU," papar Bimbim.

Bimbim setelahnya melanjutkan cerita soal keputusan keluarga memulangkan Bunda Iffet, yang diambil atas permintaan perempuan 87 tahun sendiri.

"Di situ, dua hari sebelumnya juga, udah minta pulang. Akhirnya kami berembuk, ya udah pulangin aja deh," jelas Bimbim.

Keputusan keluarga sebenarnya sempat tidak direkomendasikan oleh dokter yang menangani Bunda Iffet. "Kata dokter, resikonya mungkin nggak sampai rumah," beber Bimbim.

Namun, Bunda Iffet bersikeras ingin pulang ke rumah, yang ternyata hanya ingin berpamitan sebelum berpulang menghadap ke Sang Pencipta.

Anang Hermansyah usai pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Anang Hermansyah usai pemakaman Bunda Iffet di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

"Bunda di situ bertahan, seperti yang dia mau, sampai rumah. Masih ada 2 jam untuk pamit ya, kemudian meninggal," kata Bimbim.

Tidak ada penjelasan pasti dari Bimbim, mengenai penyakit apa yang diidap Bunda Iffet sampai ajal datang menjemput.

"Riwayat orang tua aja ya. Kadang-kadang gula naik, kadang-kadang darah tinggi gitu sih. Umur sih, 87 kan," pungkas Bimbim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI