Suara.com - Sosok ibunda Luna Maya, Desa Maya Waltaurd Maiyer, sempat mencuri perhatian publik selama prosesi siraman sang anak dengan calon suaminya, Maxime Bouttier.
Prosesi siraman yang dibungkus dalam adat Jawa dan Bali itu dilaksanakan hari ini, Selasa, 6 Mei 2025, di Ubud, Bali. Acara digelar secara intim dan hanya dihadiri keluarga serta kerabat terdekat.
Ibunda Luna Maya tampil anggun dalam balutan kebaya warna dusty pink dan kain batik. Warna rambut aslinya yang merah, ditata rapi menggunakan sanggul.
Desa Maya Waltaurd Maiyer terlihat tidak berhenti menangis saat acara berlangsung. Sebelum acara sungkeman pun, Desa Maya Waltaurd Maiyer tampak berulang kali menghapus air mata harunya.
Senyum bahagia tersungging di bibir Desa Maya Waltaurd Maiyer ketika putri bungsunya itu bersimpuh untuk memohon restu. Sementara sorot matanya terpancar rasa sayang yang mendalam untuk Luna Maya.

Dalam kolom komentar siaran langsung yang ditayangkan di kanal YouTube TS. Media, pembawaan Desa Maya Waltaurd Maiyer menjadi salah satu topik perbincangan hangat di kalangan warganet.
Banyak warganet menyoroti Desa Maya Waltaurd Maiyer yang tidak berhenti menangis haru.
"Ibunya gak henti-genti nangis," ujar seorang warganet.
"Mamanya dari awal udah berderai air mata, lah gue juga berderai air mata ini," imbuh warganet yang lain.
Baca Juga: 10 Momen Siraman Luna Maya dan Maxime Bouttier, Penuh Haru dan Banjir Doa
"Mamanya nahan nagis haru terus," ujar warganet lainnya.
Lalu, bagaimana sosok Desa Maya Waltaurd Maiyer yang hari ini menyita perhatian publik?
Desa Maya Waltaurd Maiyer merupakan mantan guru Taman Kanak-kanak asal Austria. Ia lahir pada 7 Agustus 1946, kini usianya sudah 79 tahun.
Sejak dahulu, Desa Maya Waltaurd Maiyer memang memiliki hobi berpetulalang. Banyak negara yang telah dikunjunginya, salah satunya Swiss.
Ketika traveling ke Swiss, Desa Maya Waltaurd Maiyer muda bertemu dengan seorang pedagang yang mengenakan kain khas Bali. Ia terpesona dengan keindahan kain tersebut, yang membuatnya ingin mengetahui lebih dalam tentang Bali.
Hingga akhirnya Desa Maya muda terbang ke Bali sebanyak dua kali. Pada momen kunjungan kedua, ia bertemu dengan mendiang suami, Uut Bambang Sugeng.