Paus yang Progresif namun Tegas
Paus Leo XIV dinilai memiliki pandangan yang serupa dengan pendahulunya, Paus Fransiskus, terutama dalam hal isu migran, kemiskinan, dan lingkungan.
Dia juga dikenal sebagai tokoh yang ramah, membumi, dan peduli terhadap orang miskin, sebagaimana dijelaskan oleh teman lamanya, Pastor John Lydon.

Prevost menyatakan dalam sebuah wawancara sebelum terpilih sebagai Paus bahwa dirinya lahir dari keluarga imigran.
"Saya dibesarkan di Amerika Serikat, tetapi semua kakek-nenek saya adalah imigran, Prancis, Spanyol. Kami sangat Katolik, dan kedua orangtua saya aktif dalam kehidupan paroki," ucapnya.
Meskipun berasal dari Amerika Serikat, Vatikan menyebutnya sebagai Paus kedua dari benua Amerika setelah Paus Fransiskus dari Argentina.
Komitmen terhadap Lingkungan dan Perempuan
Dalam hal lingkungan hidup, Paus Leo XIV menyerukan agar umat manusia beralih dari kata-kata ke tindakan nyata.
Dia menekankan perlunya membangun hubungan timbal balik dengan alam dan mendukung langkah-langkah konkret di Vatikan seperti pemasangan panel surya dan penggunaan kendaraan listrik.

Prevost juga mendukung keterlibatan perempuan dalam Gereja, serta keputusan Paus Fransiskus yang memperbolehkan mereka duduk di Dikasteri untuk Para Uskup, suatu langkah besar dalam reformasi Gereja.
"Sudut pandang mereka memperkaya proses penunjukan uskup," ujarnya kepada Vatican News pada 2023.
Baca Juga: Harry Styles Kepergok di Vatikan, Saksikan Pengangkatan Paus Leo XIV?
Pandangan Terhadap Isu LGBT
Meski dikenal sebagai reformis, sikap Paus Leo XIV terhadap isu LGBT masih belum sepenuhnya jelas.
Dia menunjukkan dukungan terhadap deklarasi Paus Fransiskus untuk memperbolehkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis dan pasangan dalam "situasi tidak teratur."

Namun ada catatannya. Para uskup harus menyesuaikan interpretasi dengan konteks lokal.
Selama bertugas di Peru, Prevost juga tidak lepas dari bayang-bayang skandal pelecehan seksual di lingkungan Gereja.
Namun, tidak ada bukti bahwa dia terlibat dalam upaya menutup-nutupi kasus tersebut, dan keuskupannya secara aktif menyangkal keterlibatannya.
Dengan memilih nama Leo, yang erat kaitannya dengan keadilan sosial, Prevost tampaknya ingin menegaskan komitmennya terhadap isu-isu yang menyentuh kehidupan umat sehari-hari.