Berawal Kepergian Sang Ayah, Tissa Biani Ungkap Trauma Mendalam dengan Kerokan

Selasa, 20 Mei 2025 | 15:39 WIB
Berawal Kepergian Sang Ayah, Tissa Biani Ungkap Trauma Mendalam dengan Kerokan
Tissa Biani ungkap trauma mendalam karena kerokanĀ (Instagram/@tissabiani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis muda Tissa Biani baru-baru ini mengungkap sisi emosional dari kehidupannya yang jarang diketahui publik.

Dalam sebuah podcast bersama Daniel Mananta, kekasih Dul Jaelani itu menceritakan bahwa dirinya sempat mengalami trauma berat terhadap pengobatan herbal tradisional berupa kerokan.

Rasa takut yang begitu mendalam bahkan muncul hanya dengan melihat benda sederhana seperti koin logam, alat umum yang biasa digunakan untuk kerokan.

Ia mengaku langsung dilanda panik hanya karena melihat koin, seolah-olah itu mengingatkannya pada tragedi yang menimpa keluarganya.

Hal ini bermula saat ayah kandungnya, Bobby Begjo Warasno, meninggal dunia pada Minggu, 2 April 2023. Menurut pengakuan Tissa, sang ayah sempat meminta dikerok malam sebelum kepergiannya.

"Jadi kan papa tuh malamnya meninggal karena kerokan. Nggak tahu kenapa minta dikerok, mungkin nggak enak di dalam punggungnya gitu," ujar Tissa dengan suara lirih.

Sejak saat itu, Tissa mengaku mengalami trauma yang cukup serius. Bukan hanya mendengar kata kerokan saja yang membuatnya cemas, tetapi melihat orang lain dikerok atau sekadar melihat alat kerokan pun memicu reaksi panik.

"Aku sempat setahun setelah papa meninggal trauma lihat kerokan. Bahkan lihat koin aja tuh aku nggak bisa," ungkapnya.

Kondisi tersebut membuat Tissa sangat berhati-hati terhadap pengobatan tradisional.

Baca Juga: Kalahkan Fajar, Shabrina Leanor Berhasil Raih Juara Indonesian Idol Season 13

Ia menghindari tawaran siapa pun yang ingin membantunya mengatasi masuk angin atau kelelahan dengan cara kerokan.

Bahkan ia sempat mengalami serangan panik ketika seseorang menawarkan bantuan dengan metode tersebut.

"Jadi kalau misalnya aku lagi sakit, masuk angin, terus ada yang bilang, 'ayo deh aku kerokin', aku langsung nolak. Kayak ada panic attack sendiri, stres, aku takut," ujarnya.

Tissa Biani [Suara.com/Tiara Rosana].
Tissa Biani ungkap trauma mendalam karena kerokan [Suara.com/Tiara Rosana].

Meski dihantui rasa takut, Tissa tidak ingin larut dalam trauma tersebut. Ia mencoba mencari cara untuk mengatasinya.

Salah satu langkah yang ia ambil cukup mengejutkan, Tissa Biani melawan traumanya dengan langsung menghadapi sumber ketakutannya, yakni dengan mencoba dikerok kembali.

"Tapi cara aku menghadapinya adalah aku melawan itu semua dengan dikerokin. Ibaratnya kalau kita sakit batuk kan banyak yang bilang 'jangan minum es', tapi aku malah minum es," katanya memberi analogi.

Berkat keberaniannya menghadapi rasa takut, Tissa perlahan mulai pulih. Trauma yang semula begitu menghantuinya mulai berkurang, dan kini ia bisa berbicara tentangnya dengan lebih tenang.

"Jadi aku melawan semua trauma itu dengan keberanian aku untuk mencoba hal itu," tutur Tissa.

Ia meyakini bahwa jika rasa takut terus dihindari, kenangan menyakitkan akan terus menghantui. Oleh karena itu, menurutnya, cara terbaik adalah dengan berani menghadapinya secara langsung.

"Jadi ketika semakin kita menolak, semakin menjauh, malah semakin ingat kenangannya. Makanya harus dilawan dengan mencoba hal itu juga," tambahnya.

Ungkapan jujur dan menyentuh dari Tissa ini sontak mencuri perhatian publik. Setelah cuplikan obrolan itu diunggah di salah satu akun gosip.

warganet ramai-ramai memberikan respons, bahkan membagikan pengalaman serupa di kolom komentar.

"Dan ini baru kejadian. Abang aku nggak enak badan terus minta dikerokin. Satu jam setelah kerokan abang aku meninggal dunia dan kata dokter kena serangan jantung," komentar salah satu warganet.

Dul Jaelani dan Tissa Biani. [Instagram]
Tissa Biani ungkap trauma mendalam karena kerokan [Instagram].

"Papa temenku juga gitu. Katanya masuk angin, kerokan, abis itu katanya enakan badannya dan dibawa tidur malah blabas," tulis netizen lain.

Namun tidak sedikit juga yang memberikan perspektif medis. Mereka menyebut bahwa kejadian seperti itu lebih disebabkan oleh kondisi kesehatan yang memang sudah kritis, bukan karena kerokan itu sendiri.

"Bukan karena kerokan, tapi memang ciri dari mau meninggal itu badannya nggak enak, sakit semua. Memang enak minta dipijati, dikerokin, tapi katanya memang dikerokin nggak boleh sih," tulis seorang warganet.

Cerita Tissa Biani ini menjadi pengingat bahwa metode penyembuhan tradisional pun bisa menyimpan trauma emosional, terutama jika berkaitan dengan pengalaman kehilangan orang tersayang.

Namun yang terpenting adalah keberanian seseorang untuk bangkit dan berdamai dengan rasa takut demi kesehatan mentalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI