"Keyakinan saya adalah pondasi, budaya saya adalah kekuatan, dan suara saya adalah bagian dari banyak perempuan yang kini bangkit untuk mendefinisikan ulang batasan yang selama ini dianggap tak mungkin," ungkapnya.
Pidato Syahrini yang sarat nilai kemanusiaan dan pemberdayaan perempuan tersebut langsung mendapat apresiasi luas dari para hadirin.
Jessica Chaijyaya pun menegaskan alasan terpilihnya Syahrini sebagai penerima penghargaan.
"Syahrini mewakili bentuk terbaik dari seorang selebritas global, menggunakan ketenaran tidak hanya untuk meraih sukses pribadi, tapi juga untuk membawa dampak sosial yang nyata," kata Jessica.
Sepanjang kariernya, Syahrini tak hanya dikenal lewat musik dan penampilannya yang glamor.
Dia aktif mendukung berbagai kegiatan sosial, mulai dari bantuan untuk anak-anak yatim hingga keterlibatannya dalam upaya penanggulangan bencana.
Kiprahnya tersebut dianggap sejalan dengan misi United Society Council dalam membangun solidaritas global melalui seni, budaya, dan filantropi.
Mengakhiri pidatonya, Syahrini menyampaikan pesan mendalam kepada perempuan di seluruh dunia.
"Mimpi kalian itu sah, jalan hidup kalian itu berharga, dan suara kalian sangat berarti. Mari kita terus berdiri bersama dan membentuk masa depan di mana setiap perempuan bisa menentukan warisannya sendiri," tutupnya.
Baca Juga: Profil Elvira Devinamira, Aktris Indonesia Pertama yang Dapat Nominasi Best Actrees di Cannes 2025
Sempat diragukan oleh publik, penghargaan yang diterima Syahrini memang bukan bagian dari Festival Film Cannes resmi yang berfokus pada kompetisi film.
Meski fokus utamanya pada film, festival bergengsi ini adalah acara besar dengan berbagai agenda, termasuk acara non-film, lelang amal, dan penghargaan dari berbagai organisasi.
Syahrini sendiri sempat mengungkap bahwa penghargaan tersebut diberikan oleh UNESCO melalui platform Listen to Her Parole dan Princess Charlene Foundation.
Namun, UNESCO Regional Office di Jakarta membantah keterlibatan mereka secara resmi dalam pemberian penghargaan tersebut.
UNESCO menyatakan bahwa acara tersebut bukan upacara atau bentuk pengakuan resmi dari organisasi mereka, tapi mungkin hanya dalam kapasitas pribadi atau simbolis.
Kontributor : Chusnul Chotimah