Suara.com - Hotman Paris Hutapea menjadi salah satu pengacara sukses di Indonesia. Maka tidak heran jika anak-anaknya mengikuti jejak sang ayah sebagai kuasa hukum.
Namun, bagaimana jika anak-anak Hotman Paris Hutapea justru memilih jalan lain dengan menjadi pendeta? Hal tersebut terucap saat si pengacara terlibat talkshow bersama Habib Jafar di salah satu program televisi.
Habib Jafar, yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang santai, melontarkan pertanyaan yang menggelitik kepada sang pengacara berjuluk "Raja Pailit".
"Bang Hotman, saya ada pertanyaan, usil sedikit. Bagi bang Hotman, kesuksesan itu menjadi konglomerat. Misalnya ada anak bang Hotman memilih jadi pendeta, apakah akan diizinkan?" tanya Habib Jafar di akun TikTok Metro TV, Senin, 7 Juli 2025.
Mendapat pertanyaan tersebut, Hotman Paris dengan tegas menyatakan tidak akan melarang pilihan hidup anaknya. Namun, di sisi lain, ia juga mengakui akan berusaha mencegahnya terlebih dahulu.
"Oh, tentu kalau dia sudah cukup dewasa untuk memilih jalan hidupnya, silakan," kata Hotman Paris Hutapea.
Namun, jawaban itu berlanjut dengan sebuah pengakuan yang jujur dari sudut pandang seorang ayah dan praktisi hukum yang telah malang melintang.
"Saya akan berusaha mencegah. Jujur aja," kata Hotman Paris lagi.

Hotman menjelaskan, pencegahan itu bukan berarti larangan keras. Ia akan memberikan pandangan dan perbandingan mengenai profesi yang bisa ia wariskan ilmunya, yaitu sebagai seorang pengacara.
Baca Juga: Hotman Paris Bersaksi, Razman Nasution Siap-Siap Jadi Tersangka Akibat Teriak di Ruang Sidang
Menurutnya, ia tidak memiliki warisan berupa perusahaan besar, melainkan ilmu dan teknik menjadi pengacara andal yang bisa diteruskan ke anak-anaknya.
"Saya tidak pernah melarang anak saya. Tapi saya (memberikan pandangan) kalau jadi pengacara itu begini," ucap Hotman Paris Hutapea.
Ia pun menuturkan nasihat yang kerap ia berikan kepada anak-anaknya, yang kini semuanya mengikuti jejaknya di dunia hukum.
"Saya bilang (ke anak saya) begini, saya bukan konglomerat, tidak bisa mewariskan perusahaan kepada kalian. Tapi kalau kamu menjadi pengacara, saya bisa wariskan teknik jadi pengacara," papar pengacara blink-blink ini.
"Semuanya jadi pengacara," imbuh Hotman memberikan gambaran.
Pandangan Hotman Paris ini mendapat respons positif dari Habib Jafar. Menurutnya, apa yang dilakukan Hotman dalam membantu masyarakat melalui profesinya merupakan bentuk pelayanan nyata, sama halnya dengan esensi melayani di dalam gereja.
"Saya suka (jawaban, pandangan) bang Hotman. Karena baginya, gereja itu bukan hanya soal bangunan. Tapi dia melayani, melayani orang-orang yang membutuhkan," kata Habib Jafar.
Hotman pun menimpali dengan kalimat khasnya, "Malah nyata. Kalau pak pendeta, teori. Kalau saya nyata."
Sebagai informasi, kesuksesan Hotman Paris Hutapea menjadi pengacara adalah adalah buah dari kerja keras.
Lahir di Laguboti, Sumatera Utara, Hotman Paris Hutapea menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Ia memulai kariernya di Kantor Hukum O.C. Kaligis sebelum akhirnya bekerja di Bank Indonesia.
Hotman Paris melanjutkan kiprahnya di kancah internasional dengan bergabung bersama firma hukum di Australia. Pengalaman inilah yang mengasahnya menjadi ahli hukum bisnis internasional.

Sekembalinya ke Indonesia, ia mendirikan firma hukumnya sendiri, Hotman Paris & Partners, yang fokus pada litigasi dan kepailitan.
Namanya meroket sebagai pengacara spesialis kasus-kasus besar, menangani sengketa bisnis bernilai triliunan rupiah hingga menjadi kuasa hukum bagi para selebriti papan atas.
Gayanya yang flamboyan dengan deretan mobil mewah dan perhiasan berkilau menjadi ciri khasnya, namun di balik itu, ia juga dikenal lewat program "Hotman 911" yang memberikan bantuan hukum gratis bagi masyarakat kecil yang membutuhkan keadilan.