Video kompilasi fitnah yang diunggah Ahmad Dhani di kanal YouTube-nya beberapa waktu lalu bisa jadi merupakan puncak dari perasaan "tidak dibantu" dan "selalu dicari gara-gara" yang telah ia pendam selama bertahun-tahun.
Di era digital saat ini, "perang" tidak lagi hanya melalui pernyataan di media massa, tetapi juga melalui konten yang dikurasi untuk membentuk narasi.
Langkah Dhani merilis video tersebut dapat dilihat sebagai caranya untuk mengambil alih kendali narasi, setelah merasa terus-menerus berada di posisi yang disudutkan oleh cerita versi mantan istrinya.
Potongan wawancara lawas ini, secara tidak langsung, berfungsi sebagai pembenaran atas tindakannya tersebut.
Reaksi publik pun terbelah. Sebagian merasa simpati pada kejujuran Dhani dan memaklumi kekecewaannya.
Namun, tidak sedikit pula yang menganggap Dhani belum bisa move on dan terus mengungkit masa lalu, sementara Maia Estianty dinilai telah membangun hidupnya kembali dengan sukses.
Pada akhirnya, pengakuan Ahmad Dhani ini menegaskan satu hal, luka dari perpisahan mereka jauh lebih dalam dari yang terlihat.
Keinginannya untuk stay normal yang tak kunjung terwujud menjadi bahan bakar yang terus menyalakan api konflik.
Memastikan bahwa kisah Ahmad Dhani dan Maia Estianty akan tetap menjadi drama abadi di panggung hiburan Tanah Air.
Baca Juga: Baru Juga Tiba di Polda Metro Jaya, Ahmad Dhani Berharap Lita Gading Segera Diciduk