Film ini tidak hanya menawarkan visual yang kelam dan desain suara yang menghantui, tetapi juga sebuah naskah yang berani mengoyak luka tersembunyi dalam komunikasi antar generasi—sebuah refleksi atas kecemasan audiens kontemporer mengenai kesehatan mental dan beban trauma keluarga yang tak terselesaikan.
Dengan Selepas Tahlil, sinema horor Indonesia membuktikan kedewasaannya untuk tidak lagi sekadar menakut-nakuti, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan bahwa terkadang, horor paling nyata adalah apa yang tidak pernah terucap di dalam rumah kita sendiri.