Review Film Sihir Pelakor: Gandhi Fernando Soroti Duet Maut Marcella Zalianty & Asmara Abigail

Suara.com - Dunia perfilman Indonesia kembali bergetar dengan kehadiran film horor terbaru dari Starvision, Sihir Pelakor, yang resmi tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025.

Belum lama dirilis, film ini sudah berhasil memancing berbagai reaksi, salah satunya datang dari aktor sekaligus pengamat film, Gandhi Fernando, yang memberikan ulasan mendalam dan blak-blakan mengenai film Sihir Pelakor.

Melalui ulasannya di TikTok, Gandhi Fernando mengaku bahwa film garapan sutradara Bobby Prasetyo ini berhasil mengaduk-aduk emosinya secara total.

Menurutnya, film ini adalah paket lengkap yang tidak hanya menyajikan drama perselingkuhan yang intens, tetapi juga elemen horor yang mengerikan dan adegan sadis yang efektif.

"Film Sihir Pelakor ini sukses bikin emosi gue sih, plus lengkap ngeri dan sadisnya juga," ujar Gandhi Fernando, memberikan kesan pertamanya terhadap film tersebut.

Duet maut Marcella Zalianty dan Asmara Abigail salah satu yang menjadi sorotan Gandhi Fernando ketika menonton film Sihir Pelakor.

"Duet maut antara Marcella Zalianty dan Asmara Abigail adalah sesuatu yang gue gak tahu, gue butuh tahun ini," ujar Gandhi Fernando, memuji betapa krusialnya penampilan kedua aktris tersebut bagi kesuksesan film.

Fakta bahwa film ini bukan sekadar fiksi menambah lapisan kengerian tersendiri.

Gandhi mengungkapkan bahwa alur cerita Sihir Pelakor ini diadaptasi dari sebuah kisah nyata yang sebelumnya pernah menjadi viral dan dibahas secara mendalam di kanal YouTube misteri populer, RJL 5.

Baca Juga: Nama Anak Erika Carlina Hasil Sumbangan DJ Bravy, Maknanya Tentang Petualangan

Hal ini memberikan bobot otentisitas yang membuat teror di dalam film terasa lebih nyata dan dekat dengan penonton.

"Film Sihir Pelakor ini ternyata diadaptasi dari kisah nyata dan ceritanya pernah dibahas di channel-nya RJL 5," ujar Gandhi Fernando.

Sinopsis Singkat Sihir Pelakor

Gandhi Fernando mengatakan cerita film Sihir Pelakor ini berpusat pada sebuah keluarga harmonis.

"Jadi, kurang lebihnya cerita film ini tuh tentang sebuah keluarga. Istrinya bernama Jumiati, suaminya bernama Edi beserta anak-anaknya," jelas Gandhi.

Namun, keharmonisan keluarga ini mulai retak ketika sang anak sulung, Vita, memergoki ayahnya berselingkuh. Bukannya menyesal, sang ayah justru memberikan ancaman.

"Nah suatu hari anaknya yang paling gede, Vita mergokin bapaknya lagi "enak-enak". Terus bapaknya bukannya merasa bersalah, malah ngancam dia," ujar Gandhi Fernando.

Misteri semakin dalam ketika sang ayah yang pamit untuk dinas luar kota selama seminggu, ternyata tak kunjung pulang hingga setahun lamanya.

"Suatu hari si bapak dinas ke luar kota, yang di mana keluarganya berpikir bapaknya baru pergi seminggu. Tapi, tetangganya malah bilang udah nggak ngelihat si bapak satu tahun," lanjutnya.

Eksekusi Apik dan Ending Khas Starvision yang Menguras Air Mata

Gandhi memberikan pujian kepada sutradara Bobby Prasetyo yang dinilai berhasil menggarap film adaptasi kisah nyata ini menjadi sebuah tontonan yang sangat menghibur.

Namun, yang paling membuatnya terkesan adalah penggambaran sosok sang pelakor, Rini.

"Gue sih paling suka sama scene-scene pelakornya ya, bagaimana dia mengeksekusi semuanya untuk dapat apa yang dia mau. Gue gregetan banget rasanya pengen nampol tuh si Rini," ujar Gandhi Fernando, menunjukkan betapa efektifnya karakter antagonis dalam film ini.

Puncaknya, Gandhi menyoroti bagian akhir film yang menurutnya menjadi "gong" dari segalanya.

Ia menyebut bahwa Starvision sekali lagi membuktikan keahliannya dalam meramu film horor dengan penutup yang tidak hanya mengejutkan tetapi juga sangat emosional.

"Terus endingnya gong, sedih dan bikin nangis. Starvision kayaknya paling jago bikin horor yang endingnya bikin penonton nangis, salah satunya Petaka Gunung Gede dan melihat teaser-nya Pencarian Terakhir pun mengarah ke sana kayaknya ya," ujar Gandhi Fernando.