Suara.com - Komedian dan presenter ternama, Nina Carolina, yang lebih akrab disapa Mpok Alpa, mengembuskan napas terakhirnya pada hari ini, Jumat, 15 Agustus 2025.
Kepergiannya yang mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para penggemarnya.
Di tengah suasana duka, linimasa media sosial dibanjiri ucapan belasungkawa. Banyak warganet dan rekan sesama artis yang tidak hanya mendoakan almarhumah, tetapi juga menyoroti hari wafatnya.
Mpok Alpa berpulang di hari Jumat, hari yang dianggap paling mulia bagi umat Islam atau Sayyidul Ayyam (pemimpin para hari).
Banyak yang meyakini dan bersyukur bahwa wafat di hari Jumat adalah sebuah pertanda baik dan kemuliaan dari Allah SWT.
![Suasana rumah duka Mpok Alpa di kawasan Ciganjur, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/15/20443-suasana-rumah-duka-mpok-alpa.jpg)
Fenomena ini memunculkan kembali pertanyaan yang sering dibahas, yaitu benarkah wafat di hari Jumat adalah pertanda husnul khatimah atau akhir yang baik?
Dalil Hadits tentang Keistimewaan Wafat di Hari Jumat
Dilansir dari NUOnline, Pandangan mengenai keistimewaan wafat di hari Jumat bukanlah tanpa dasar. Keyakinan ini bersandar pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi.
Hadits tersebut menjadi pegangan utama bagi sebagian besar umat Islam yang meyakini adanya keutamaan ini.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah akan melindunginya dari fitnah kubur."
Secara tekstual, hadits ini memberikan kabar gembira yang luar biasa. "Fitnah kubur" atau yang sering dipahami sebagai siksa kubur adalah salah satu fase alam barzakh yang paling ditakuti.
![Raffi Ahmad dan Nagita Slavina jenguk Mpok Alpa yang baru saja melahirkan. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/15/19133-raffi-ahmad-dan-nagita-slavina-jenguk-mpok-alpa.jpg)
Hadits ini seolah menjanjikan bahwa siapa pun orang Islam yang jadwal wafatnya bertepatan dengan hari Jumat atau malam Jumat (dimulai dari terbenamnya matahari pada hari Kamis hingga terbenamnya matahari pada hari Jumat) akan mendapatkan 'imunitas' khusus dari siksaan tersebut.
Inilah yang menjadi sumber optimisme dan rasa syukur ketika seorang Muslim berpulang di hari mulia tersebut.
Perdebatan Ulama
Kendati hadits di atas sangat populer dan sering dikutip, statusnya tidak lepas dari perdebatan di kalangan para ulama ahli hadits.
Perbedaan pandangan ini penting untuk dipahami agar tidak salah dalam meyakininya.
Pandangan yang Melemahkan (Kontra)
Sebagian ulama, termasuk di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal sebagaimana dikutip oleh beberapa ulama lain, menilai bahwa sanad (rantai perawi) hadits ini memiliki kelemahan.
Salah satu titik kritiknya adalah adanya perawi yang dianggap tidak bertemu langsung dengan perawi sebelumnya, sehingga rantai sanadnya terputus (munqathi').
Dalam ilmu hadits, sanad yang terputus membuat validitas sebuah hadits diragukan, sehingga hadits tersebut bisa jatuh ke kategori dha'if (lemah).
Bagi ulama yang memegang pendapat ini, janji perlindungan dari siksa kubur yang disebutkan dalam hadits tidak bisa dijadikan pegangan yang kuat secara akidah, karena landasannya dianggap tidak cukup kokoh.
Pandangan yang Menguatkan (Pro)
Di sisi lain, mayoritas ulama, termasuk ulama-ulama besar seperti Imam al-Suyuthi dan Syaikh al-Albani (dalam beberapa karyanya), berpandangan berbeda.
Mereka mengakui bahwa jika ditinjau satu per satu, beberapa jalur periwayatan hadits ini memang ada yang lemah.
Namun, hadits mengenai keistimewaan wafat di hari Jumat ini diriwayatkan melalui banyak jalur yang berbeda (syawahid).
Dalam metodologi ilmu hadits, ketika sebuah hadits dengan tema yang sama diriwayatkan melalui banyak jalur, jalur-jalur tersebut akan saling menguatkan.
Kelemahan pada satu jalur bisa ditutupi oleh kekuatan jalur lainnya. Berkat banyaknya jalur periwayatan ini, status hadits tersebut terangkat dari dha'if menjadi hasan (baik) atau bahkan sahih li ghairihi (shahih karena dikuatkan oleh riwayat lain).
Hadits dengan level hasan sudah cukup untuk dijadikan landasan, terutama dalam hal fadhailul a'mal (keutamaan amal).
Para ulama yang menguatkan hadits ini berpendapat bahwa wafat di hari Jumat adalah sebuah anugerah dan pertanda baik dari Allah.
Namun, mereka juga menekankan bahwa ini bukan satu-satunya penentu. Kualitas hidup seseorang, tingkat keimanan, amal ibadah, dan taubatnya sebelum wafat tetap menjadi faktor utama penentu nasibnya di akhirat.
Wafat di hari Jumat adalah bonus atau kemuliaan tambahan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
Oleh karena itu, terlepas dari perdebatan status haditsnya, doa dan harapan baik bagi mereka yang wafat di hari Jumat terus mengalir.
Bagi keluarga Mpok Alpa dan para penggemarnya, wafatnya sang komedian di hari yang mulia ini menjadi secercah harapan di tengah duka, semoga menjadi isyarat akhir yang baik bagi almarhumah.