- Bobon Santoso bagikan nasi padang ke peserta aksi damai di depan Gedung DPR
- Bobon Santoso trauma dengan kerusuhan 98
- Bobon Santoso ingin buktikan perbedaan ras tak halangi penyampaian aspirasi
Suara.com - Aksi damai di depan Gedung DPR RI pada Jumat, 5 September 2025 diwarnai kehadiran sosok yang tak terduga di tengah kerumunan massa, yakni kreator konten Bobon Santoso.
Bobon datang bukan dengan tangan kosong. Lelaki yang dikenal dengan konten memasak ekstremnya itu hadir untuk memberikan dukungan logistik bagi massa peserta aksi.
Namun, di balik aksi sosialnya, Bobon Santoso menyimpan sebuah kekhawatiran mendalam.
![Bobon Santoso bagi-bagi nasi Padang ke ratusan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2025). [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/05/44803-bobon-santoso.jpg)
Ia mengaku cemas dengan mulai munculnya narasi-narasi berbau rasial yang timbul, di tengah panasnya hubungan rakyat dengan pemerintah.
Kekhawatiran ini menjadi salah satu pendorong utamanya untuk ikut turun langsung ke lapangan.
"Yah, satu poin yang membuat gue prihatin adalah karena banyak timbul narasi isu rasial ya," ungkap Bobon saat diwawancarai di lokasi.
Baginya, isu sensitif seperti ini dapat dengan mudah ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ia bahkan menyinggung trauma kelam peristiwa tahun 1998, berharap sejarah pahit itu tidak terulang kembali.
"Jadi ya, mudah-mudahan kita nggak terulang kembali ke Orde Baru 98, ya mudah-mudahan ini tidak ditunggangi juga," lanjut Bobon.
Baca Juga: Demo 5 September 2025: BEM Unpad Gelar Aksi Kenakan 'Brave Pink', Tagih 17+8 Tuntutan di DPR
Oleh karena itu, kehadirannya juga bertujuan untuk membuktikan bahwa masyarakat dari berbagai latar belakang bisa bersatu.
![Bobon Santoso bagi-bagi nasi Padang ke ratusan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2025). [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/05/78539-bobon-santoso.jpg)
Ia ingin menunjukkan bahwa perbedaan suku, etnis, dan agama bukanlah penghalang untuk menyuarakan tuntutan yang sama.
"Makanya gue kayaknya perlu turun di sini. Perlu turun di sini, bahwa kita membuktikan mau suku, etnis, agama apapun, kita bersatu nih," tegasnya.
Pada akhirnya, Bobon berharap persatuan ini dapat membuat seluruh elemen masyarakat bergerak bersama-sama mengawal tuntutan 17+8 dengan damai.
"Bersatu untuk tuntutan kita. Tentunya, gue berharap semuanya aman aja," pungkasnya.