Infografis
- Film Indonesia perlu banyak suara untuk bersaing di Piala Oscar.
- Kemenangan Oscar bergantung pada strategi publikasi dan pendanaan yang kuat.
- Menjadi voter Oscar adalah kesempatan untuk belajar industri film Hollywood.
Suara.com - Sutradara Kamila Andini angkat bicara mengenai peluang film Indonesia di ajang Piala Oscar.
Ia yang kini menjadi Oscar Voter memandang, perjuangan film anak bangsa untuk bisa bersaing di kancah dunia tidaklah sederhana.
Seperti salah satunya film Sore: Istri Dari Masa Depan yang dikirim ke Oscar 2026. Sebagai Oscar Voter, Kamila Andini berhak memberikan suara.
Namun tentunya, ada voter lain yang juga harus memilih Sore. Sebab perlu diingat, ini ajang bergengsi kelas dunia.
"Ya, tentu saja aku boleh memilih 'Sore' (film perwakilan Indonesia), gitu, kan," kata Kamila Andini ditemui di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat pada Rabu, 16 September 2025.
"Tapi kan pertanyaannya berapa banyak yang akan memilih 'Sore'? Kan kalau cuman aku sendiri juga enggak ada gunanya, gitu, kan," imbuh sutradara Gadis Kretek ini.
Kamila Andini menjelaskan, Oscar pada dasarnya adalah permainan strategi publikasi dan pemasaran. Semakin banyak pemberi suara dari satu negara, semakin besar peluang film negara tersebut untuk mendapat perhatian.
![Jadi Oscar Voter, Kamila Andini Hadapi Ratusan Film Termasuk dari Indonesia [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/19/54387-kamila-andini.jpg)
Selain itu, faktor pendanaan untuk promosi juga menjadi kunci agar sebuah film bisa dikenal oleh ribuan anggota The Academy di seluruh dunia.
"Semoga film-film kita yang masuk Oscar juga cukup kuat pendanaannya untuk bisa mempublikasikan, gitu, ya," harapnya.
Baca Juga: Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Bagi Kamila Andini, bisa menjadi bagian dari The Academy adalah sebuah mimpi yang terwujud. Bukan semata karena gengsinya, melainkan karena ini memberinya kesempatan belajar yang luar biasa.
"Ya, tentu saja masuk ke Oscar ini memberikan saya ruang untuk belajar lagi lebih jauh tentang iklim industri Hollywood seperti apa," bebernya.
Kesempatan ini ia manfaatkan untuk mempelajari sistem kerja industri di Amerika Serikat, sekaligus melihat potensi bagi karya-karyanya di masa depan.
"Jadi sebenarnya lebih belajar dan memahami how the world works, gitu, dalam, dalam industri film. Sebenarnya itu, sih, tujuannya," pungkas peraih Piala Citra ini.
