-
Kasus kekerasan seksual Arini terbengkalai setahun di Polres Tebing Tinggi tanpa kejelasan.
-
Podcast Denny Sumargo membuat kisah Arini viral dan memicu tekanan publik besar.
-
Kasus Arini akhirnya dilimpahkan ke pengadilan dan proses tuntutan segera dimulai.
Suara.com - Setelah lebih dari setahun terkatung-katung dalam ketidakpastian, kasus kekerasan seksual yang menimpa Arini, seorang gadis penyandang disabilitas, akhirnya menemukan titik terang.
Gebrakan besar ini terjadi tak lama setelah aktor dan konten kreator Denny Sumargo mengangkat kisah pilu Arini ke panggung nasional melalui podcast Curhat Bang miliknya.
Dampak kehadiran Arini memicu gelombang kemarahan publik dan memaksa aparat penegak hukum untuk bergerak cepat.
Sebelum viral di tangan Denny Sumargo, perjuangan Arini dan ayahnya ibarat menabrak tembok.
Selama setahun penuh, mereka tak kenal lelah bolak-balik menempuh perjalanan 9 jam dari Riau ke Tebing Tinggi, Sumatera Utara, demi mengurus laporan yang tak kunjung diproses.
Namun, suara mereka yang lirih seolah tak terdengar, dan kasus ini pun terbengkalai di Polres Tebing Tinggi.
Semuanya berubah ketika Denny Sumargo memberikan panggungnya untuk Arini.
Melalui kanal YouTube-nya, Denny membongkar kisah pilu Arini, dari kronologi kejadian keji yang menimpanya hingga perjuangan keluarganya yang menguras emosi dan biaya.
Podcast tersebut sontak meledak, menggugah nurani jutaan penonton dan menciptakan bola salju tekanan publik yang luar biasa besar.
Baca Juga: Embrio Gugur, Program Bayi Tabung Anak Kedua Denny Sumargo dan Olivia Gagal
Dampaknya terasa instan. Pihak kepolisian yang sebelumnya dinilai lamban, langsung tancap gas.
Tak lama berselang, Denny Sumargo sendiri yang membawa kabar gembira.
"Kasus Arini akhirnya dilimpahkan dari Polres Tebing Tinggi ke Pengadilan Sei Rampah, Sumatera Utara, dan tuntutan akan dimulai," ujar Denny dalam video konfirmasinya, sembari berjanji akan terus menepati janjinya untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.

Kekuatan podcast Denny Sumargo tak hanya mempercepat proses hukum, tetapi juga menyorot trauma mendalam yang dialami korban.
Dalam wawancaranya, Arini dengan suara bergetar mengaku sering memukuli kepalanya sendiri karena rasa malu dan putus asa.
"Malu sendiri. Kenapa sih nggak cepat mati aja aku," ucapnya, sebuah kalimat menyayat hati yang menjadi tamparan keras bagi semua pihak.