- Michelle Ziudith memainkan karakter seorang ibu Jangan Panggil Mama Kafir
- Michelle Ziudith tertantang memerankan seorang ibu
- Michelle Ziudith kini siap menikah gara-gara peran tersebut.
Suara.com - Aktris Michelle Ziudith menghadapi tantangan terberat dalam kariernya di film terbaru, Jangan Panggil Mama Kafir.
Tantangan tersebut bukanlah adegan laga maupun dialog yang sulit, melainkan permintaan khusus dari sang produser, Yoen K untuk memerankan karakter ibu yang sesungguhnya.
Permintaan itu menjadi sebuah kutipan yang ia sebut sangat berat dan terus terpikul olehnya selama proses syuting.
"Menurutku ini kayak task baru, challenge baru. Bapak bilang, 'Michelle, aku butuh banget kamu jadi seorang ibu yang bener-bener ibu, yang bener-bener ibu," ungkapnya usai sesi screening film di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 13 Oktober 2025.
Michelle Ziudith mengaku belum pernah sekalipun membayangkan dirinya berada di posisi seorang ibu.
Jangankan menjadi ibu, berpikir untuk menikah pun belum pernah terlintas dalam benaknya.
"Aku sendiri belum pernah berpikir sama sekali dan picturing myself as a mother. Jadi kayak aku berpikir, aku mau nikah kayak gini aja aku nggak pernah berpikir. Aku bener-bener kayak how to live my life well gitu," papar Michelle.
Ia harus memulai segalanya dari nol, dari proses jatuh cinta hingga melahirkan cinta itu dalam wujud seorang anak.
Tantangan ini menjadi sebuah tugas baru yang belum pernah ia dapatkan di proyek-proyek sebelumnya.
Baca Juga: Jangan Kaget! Ini Jawaban Jujur Michelle Ziudith saat Ditanya soal Tips Pacaran Beda Agama
"Aku harus mulai dari proses bagaimana aku jatuh cinta dulu, sehingga aku bisa melahirkan cinta tersebut, sehingga aku bisa menuangkan rasa kasih sayang itu ke orang yang adalah anak aku sendiri gitu," kata Michelle.
Namun, di tengah proses itu ia menemukan sebuah pencerahan besar tentang naluri seorang perempuan.
Secara mengejutkan, rasa keibuan itu muncul secara alami saat proses syuting berlangsung.
"Ternyata aku tahu lewat film ini, kita itu tidak akan pernah siap kalau kita ditanya, kapan siap menjadi ibu? Tapi ternyata seorang perempuan itu memang sudah didesain untuk menjadi seorang ibu," jelas Michelle.
"Jadi pas langsung eksekusi, eh tiba-tiba rasa itu keluar, tiba-tiba aku bahkan mungkin boleh tukar nyawaku untuk anakku gitu. Yang penting anakku makan, yang penting dia hidup, yang penting dia sehat, aku nggak apa-apa," imbuhnya.
Pengalaman transformatif ini tidak hanya menjadi bekal akting, tetapi juga bekal untuk kehidupannya di masa depan.