Suara.com - Komika Pandji Pragiwaksono kembali menyuarakan pandangan kritisnya terkait isu internasional, kali ini menyoroti sikap pemerintah Indonesia dalam konflik Palestina dan Israel.
Pandangannya yang lugas tersebut ia sampaikan saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Taulany TV, yang dipandu oleh Andre Taulany dan Sule.
Diskusi ini bermula saat Andre Taulany memuji pidato Presiden Prabowo Subianto di forum PBB, namun Pandji justru memberikan perspektif yang berbeda.
Ia secara spesifik menyoroti dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap gagasan 'solusi dua negara' atau two-state solution yang kerap digaungkan.
"Gue nggak setuju sih sama maunya Pak Prabowo. Karena gue tipikal yang nggak setuju sama 'two-state solution'," ujar Pandji Pragiwaksono, dalam video yang tayang 15 Oktober lalu.
Menurut komika berusia 46 tahun itu, penyebutan 'solusi dua negara' tidak tepat karena kondisi yang terjadi bukanlah konflik antara dua entitas yang setara, melainkan sebuah penjajahan.
"Palestina itu dijajah, kalau menurut gue," tegasnya.
Pandji kemudian mempertanyakan relevansi sikap non-blok yang dianut Indonesia, jika dihadapkan pada situasi krisis kemanusiaan yang jelas-jelas terjadi di Palestina.
"Apa iya kita mau non-blok? Palestina lagi kayak gitu. Kita semua kan ngelihat. Kita semua ngelihat apa yang terjadi di sana, kita ngelihat terhadap anak-anaknya, ibunya, rumah sakitnya. Apa iya mau netral kalau lagi kayak gini?" tanyanya retoris.
Baca Juga: Timnas Indonesia Gagal Melaju ke Piala Dunia 2026, Oki Rengga Minta PSSI Tanggung Jawab
Lebih lanjut, ia membandingkan sikap tersebut dengan langkah berani yang diambil oleh negara-negara lain yang mulai secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
"Di saat negara-negara lain lagi mengakui Palestina sebagai negara. Perancis bilang, kami akui Palestina sebagai negara. Inggris, Kanada," papar Pandji.
Ia menduga bahwa sikap yang terkesan hati-hati mungkin diambil karena lokasi pidato Presiden Prabowo yang berada di New York, Amerika Serikat, yang merupakan sekutu dekat Israel.
"Mungkin itu karena Pak Prabowo tahu dia lagi ada di New York dan Amerika itu adalah mitranya Israel," katanya.
Meskipun demikian, Pandji berpendapat bahwa sebagai negara besar, Indonesia seharusnya bisa menunjukkan sikap yang lebih tegas tanpa terkesan 'cuci tangan' dari masalah tersebut.
"Tapi kan lo bisa kan nunjukin sikap tanpa harus kelihatan cuci tangan gitu, tanpa kelihatan bersih-bersih," pungkasnya.