1. Clara Shinta merasa kurang diperhatikan karena suaminya, Muhammad Alexander Assad, lebih fokus menonton drama China daripada berinteraksi dengannya.
2. Clara merasa diabaikan dan tidak menjadi prioritas dalam hubungan.
3. Clara membutuhkan perhatian dan komunikasi, sementara suaminya lebih mengekspresikan kasih sayang lewat sentuhan fisik tanpa interaksi mendalam.
Suara.com - Clara Shinta berbagi cerita dengan Denny Sumargo terkait masalah rumah tangga.
Salah satunya, ia merasa tersaingi dengan drama China yang sering ditonton sang suami, Muhammad Alexander Assad.
Clara Shinta merasa, perhatian Muhammad Alexander Assad lebih tercurah pada tontonannya ketimbang pada dirinya.
"Gua tuh orangnya suka diperhatiin, dia perhatiin drama Cina," ujar Clara Shinta dalam podcast Curhat Bang Denny Sumargo.
Menurut Clara Shinta, kebiasaan suaminya menonton drama China, terutama saat malam hari, menjadi pemicu utama konflik di antara mereka.
Kekesalan Clara Shinta memuncak hingga ia melontarkan kalimat menohok kepada sang suami.
Sang selebgram berkelakar lebih baik menjadi drama China agar bisa mendapatkan atensi penuh dari pengusaha tersebut.
"Sampe aku bilang, 'Apakah aku, aku mendingan aku jadi drama Cina aja deh daripada aku jadi istri kamu,' ku bilang kayak gitu," ungkapnya.
Baca Juga: Perjalanan Spiritual Clara Shinta dan Lexa, Sama-Sama Mualaf sebelum Menikah
Lebih jauh, Clara Shinta menjelaskan bahwa masalah ini bukan sekadar soal tontonan, melainkan tentang perbedaan cara mereka dalam menunjukkan dan menerima kasih sayang atau love language.

Clara Shinta pun mencontohkan sebuah momen di dalam mobil yang membuatnya merasa serba salah.
"Misalnya di mobil nih, dia pegang tangan aku terus dari awal berangkat sampe pulang tapi nanti nggak ngeliatin aku, nggak ngajak ngobrol, nontonnya drama Cina, gimana tuh? Jadi nggak ketemu," tuturnya.
Bagi Clara Shinta, genggaman tangan tanpa adanya obrolan dan kontak mata terasa hampa.
Ia mendambakan quality time yang sesungguhnya, di mana fokus dan perhatian sang suami sepenuhnya tercurah untuknya.
Kondisi inilah yang ia sebut sebagai ketidakcocokan dalam bahasa cinta.