-
Denada membenarkan rumah terbengkalai yang dijual adalah miliknya dan dibeli atas saran ibunya sebagai investasi.
-
Ia menjelaskan rumah tersebut tidak pernah ditempati sejak awal.
-
Denada memutuskan menjualnya karena dianggap sebagai aset tidur yang tidak produktif jika terus dibiarkan.
Suara.com - Penampakan sebuah rumah terbengkalai yang diunggah untuk dijual oleh penyanyi Denada belakangan ini sukses menyita perhatian jagat maya.
Berbagai spekulasi pun bermunculan mengenai kondisi properti yang tampak tak terurus itu.
Tak ingin simpang siur berlanjut, Denada akhirnya buka suara dan meluruskan kisah di balik rumah tersebut.
Dalam sebuah kesempatan wawancara di Jakarta Selatan, Jumat (24/10/2025), Denada membenarkan bahwa properti tersebut adalah miliknya.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi rumah tersebut memang sudah seperti itu sejak pertama kali dibeli beberapa tahun silam.
Pembelian rumah itu sendiri merupakan sebuah keputusan investasi yang didasari oleh permintaan mendiang ibunya.
"Ini adalah bagian dari cerita masa lalu. Dulu, alhamdulillah rumah saya yang di Pejaten laku terjual. Uang hasil penjualan itu saya prioritaskan untuk melunasi semua utang-utang yang menumpuk," ungkap Denada.
Ia menjelaskan bahwa situasi finansialnya saat itu cukup berat. Pandemi Covid-19 membuatnya tidak memiliki pekerjaan, sementara pada saat yang sama, putrinya, Aisha, harus menjalani pengobatan intensif di Singapura yang memakan biaya tidak sedikit.
Setelah semua kewajiban lunas dan biaya hidup di Singapura terjamin, ternyata masih ada sisa dana dari penjualan rumah pertamanya. Di sinilah peran sang ibunda menjadi krusial.
Baca Juga: Dari Mana Sumber Penghasilan Denada? Kondisi Rumah yang Dijual Jadi Sorotan
"Ada sisa uang, dan almarhumah mama saat itu meminta agar uangnya diinvestasikan dengan dibelikan rumah tersebut. Saya percayakan sepenuhnya kepada mama, dan akhirnya terbeli lah rumah itu," kenangnya dengan senyum.
Denada secara terbuka mengakui bahwa ia dan keluarga tidak pernah sekalipun menempati rumah tersebut.
Pembelian dilakukan murni sebagai bentuk investasi atas saran ibunya, terutama karena harganya yang sangat menarik saat itu.
"Kami membelinya dengan harga yang bagus. Kondisinya memang sudah seperti itu sejak awal, jadi bukan karena kami menelantarkannya. Setelah dibeli, rumah itu tidak pernah kami tempati," jelasnya.
Kini, keputusan untuk menjual kembali aset tersebut dianggap sebagai langkah yang paling logis.

Denada memandang properti itu sebagai aset tidur yang tidak produktif jika terus dibiarkan.