-
Dwi Andhika mengungkapkan bahwa ia sempat mengalami demam berdarah dan tifus sebelum akhirnya didiagnosis mengalami infeksi jaringan lunak di paha.
-
Infeksi tersebut berkembang menjadi abses berbahaya dekat saraf dan kelenjar getah bening, sehingga harus segera dioperasi.
-
Setelah operasi dua jam dan delapan hari perawatan, kondisi Dwi Andhika kini membaik, meski ia masih dalam proses pemulihan.
Suara.com - Aktor sekaligus presenter Dwi Andhika membawa kabar mengejutkan mengenai kondisi kesehatannya sebulan terakhir.
Tak hanya terserang demam berdarah, presenter kondang ini ternyata juga harus menjalani operasi serius akibat infeksi langka yang bersarang di pahanya.
Saat ditemui di kawasan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan pada Jumat, 24 Oktober 2025, Dwi Andhika membeberkan kronologi penyakit yang membuatnya harus istirahat total dari dunia hiburan untuk sementara waktu.
Semua bermula sekitar tanggal 22 September 2025, saat tubuhnya tiba-tiba ambruk karena kelelahan. Setelah pemeriksaan darah, dia didiagnosis menderita tifus dengan suhu tubuh yang sangat tinggi.
"Awalnya pertama kan aku rawat jalan dulu, home care. Ya itu menyatakan kalau aku tifus," ungkap Dwi Andhika.
![Dwi Andhika di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (11/4/2025). [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/11/67721-dwi-andhika.jpg)
"Tingginya (suhu) sampai 39-40 derajat, itu kan sudah enggak enak banget rasanya, sudah gitu pusing bukan kepalang gitu," ucapnya menyambung.
Selama dua Minggu berjuang melawan tifus, Dwi Andhika merasakan ada keanehan lain di tubuhnya.
Sebuah bengkak misterius muncul di paha kanannya dan terus membesar hingga membuatnya panik.
"Disaat berbarengan merasakan ketidakenakan itu, aku juga merasakan ketidakenakan di kaki aku. Tifusnya sudah selesai, kok kakinya tambah bengkak tambah bengkak, akhirnya sampai ngebentuk kayak telur gitu loh di paha ini," tuturnya.
Baca Juga: Pernyataan Lengkap 'Jule' Julia Prastini Soal Selingkuh, Minta Maaf ke Keluarga dan Brand
Kondisi itu memaksanya untuk dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebuah diagnosis yang tak pernah dia bayangkan, yakni infeksi jaringan lunak yang sudah sangat dalam dan membentuk abses atau kantung nanah.
Lokasi infeksi yang sangat berbahaya membuat tim medis tidak punya pilihan selain melakukan operasi.
Pasalnya, benjolan tersebut berada sangat dekat dengan pusat saraf, kelenjar getah bening, dan jalur peredaran darah utama di paha.
"Ternyata aku terkena infeksi jaringan lunak yang dalam banget. Ada absesnya, dan itu tuh dekat ke getah bening dan saraf dan semua peredaran darah," jelasnya.
"Jadi, akhirnya mau enggak mau harus dilakukan operasi yang cukup lama, eh dua jam, operasinya lumayan lama," sambung Dwi Andhika.
Akibat rangkaian penyakit ini, dia harus dirawat di rumah sakit selama delapan hari dan menjalani pemulihan panjang yang membuatnya kesulitan berjalan normal.