Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup

Ferry Noviandi Suara.Com
Sabtu, 15 November 2025 | 19:10 WIB
Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup
Review The Running Man, ketika reality show Jadi ajang bertahan hidup (imdb)

Dia punya peluang bertahan bukan karena kemampuan, tetapi karena hidup sudah terlalu buruk sampai-sampai mati tidak lagi terasa sebagai ancaman yang besar.

Aksi yang Menggelegar Tapi Humornya Kadang Membingungkan

Sisi aksi film ini bekerja sangat baik, jelas, intens, dan tidak membuat kepala pusing.

Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup (imdb)
Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup (imdb)

Ketika film masuk mode "lari atau mati," saya terhibur, terhanyut, dan beberapa kali terpancing untuk duduk lebih tegak, meski saya tahu hasil akhirnya sudah dapat ditebak.

Humornya? Nah, di sinilah masalah muncul. Beberapa lelucon yang sukses bikin tertawa. Tapi banyak juga yang garing.

Ada kalanya saya tertawa karena lucu, dan ada pula momen ketika saya tertawa karena tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

Rasanya seperti menonton teman yang berusaha menjadi lucu di grup, tapi kadang terlalu memaksakan.

Namun saya akui, jika itu bukan Glen Powell, beberapa dialog mungkin akan terasa seperti catatan latihan komedi stand-up yang belum matang.

Plot yang Menjanjikan Tapi Kurang Greget

Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup (imdb)
Review The Running Man, Ketika Reality Show Jadi Ajang Bertahan Hidup (imdb)

Konsep dunia penuh propaganda, AI manipulatif, publik yang senang menghakimi, dan pemerintah yang dipimpin industri hiburan seharusnya menjadi tambang emas satir.

Tapi sayangnya, film ini memilih jalur aman. Semua ada, tetapi disajikan dengan sentuhan minimal.

Baca Juga: The Price of Confession: Jeon Do Yeon dan Kim Go Eun Terlibat Kasus Pembunuhan, Tayang d Netflix

Saya juga merasakan upaya film untuk lebih setia pada novel Stephen King, tapi usaha itu malah membuat struktur cerita terasa sedikit gemuk.

Beberapa subplot seperti numpang lewat, dan beberapa transisi terasa terburu-buru.

Film ini seperti roti lapis dengan isi berlimpah, tapi entah bagaimana rasa setiap lapisannya tidak sempat keluar sepenuhnya.

Sebagai tontonan popcorn, film ini berhasil. Sebagai aksi sci-fi dystopian, film ini cukup menghibur dan menyenangkan.

The Running Man adalah tontonan yang layak dinikmati sekali duduk. Intens, lucu sesekali, dan dipandu oleh aktor utama yang semakin solid.

Tapi jangan berharap pulang membawa renungan mendalam. Pada akhirnya, film ini adalah hiburan ringan tentang dunia yang kejam.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI