Tapi di luar trio ini, akting lainnya cukup… standar. Tidak buruk, tapi juga tidak mampu membuat saya terkesan.
Dialognya Kadang Kaku, Editingnya Kasar

Salah satu keluhan terbesar saya datang dari dialog. Beberapa percakapan terdengar kaku dan kurang natural.
Ada momen-momen penting yang harusnya dramatis, tapi justru terdengar seperti pembacaan naskah latihan.
Editing-nya juga terasa kasar di beberapa bagian. Transisi adegan kadang seperti melompat tanpa aba-aba.
Rasanya seperti ada potongan yang hilang di ruang editing karena keterbatasan waktu atau anggaran. Beberapa adegan emosional terasa tidak diberi ruang yang cukup.
Namun, saya harus apresiasi bahwa beberapa shot cukup kreatif, meski tidak konsisten. Ada usaha menghadirkan tensi ruang sidang yang intens, walau hasilnya tidak selalu maksimal.
Sentuhan Korea yang Lumayan Terasa

Keadilan (The Verdict) diarahkan oleh Yusron Fuadi bersama Lee Chang Hee, sutradara asal Korea Selatan yang sebelumnya menggarap A Killer Paradox dan Strangers From Hell.
Karena ditulis dan disutradarai oleh kreator Korea, aroma gaya penceritaannya memang lumayan terasa. Dramatis, karakter-driven, dan penuh build-up.
Satu hal yang patut dipuji dari film ini, konflik tetap mudah dipahami. Tidak ada istilah hukum rumit yang bikin dahi berkerut. Cocok untuk penonton umum.
Baca Juga: Review Film Keadilan: The Verdict, Kasus Korupsi Diungkap Tanpa Ampun!
Intensitasnya terjaga dari awal sampai akhir, dan klimaksnya benar-benar greget. Dalam arti seru, walau sedikit tidak masuk akal. Tapi ya… namanya juga film.
Intinya, Keadilan (The Verdict) adalah film dengan ide besar dan niat baik, tapi eksekusinya terasa kurang maksimal.
Apakah film ini layak tonton? Iya, terutama kalau Anda suka drama hukum dengan konflik moral.
Tapi apakah film ini meninggalkan kesan mendalam? Untuk saya pribadi… tidak terlalu. Rasanya seperti makan dessert enak tapi toppingnya kurang.
Namun satu hal pasti, tontonan ini bikin saya pengen ikut menabok Timo. Dan kalau sebuah film bisa membuat saya semarah itu, berarti setidaknya ada sesuatu yang berhasil.
Kontributor : Chusnul Chotimah