- Ribuan korban banjir dan longsor Aceh terancam kelaparan karena stok makanan menipis dan akses ke lokasi bencana terputus, membuat bantuan sulit menjangkau daerah terisolir.
- Taufiq LIDA menyaksikan langsung kondisi memprihatinkan, di mana anak-anak harus menahan lapar dan makan seadanya, sementara rumah-rumah warga telah tertutup tanah.
- Taufiq menyebut data korban jiwa telah mencapai sekitar 800-an lebih, dan skala bencana yang besar membuat banyak kepala daerah 'mengibarkan bendera putih' karena tidak sanggup menanganinya sendiri.
Suara.com - Bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang Provinsi Aceh dialami langsung oleh penyanyi dangdut Taufiq LIDA.
Setelah selamat dari lokasi bencana, Taufiq membeberkan kondisi para pengungsi yang ia lihat sendiri di sana.
Kondisi para penyintas bencana sangat memprihatinkan. Meski berhasil lolos dari maut, ancaman lain berupa kelaparan kini menghantui ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal.
Penyanyi kelahiran Pidie Jaya ini menyebut, stok makanan menipis dengan cepat di tengah akses yang terputus.
Warga terpaksa bertahan hidup dengan sumber daya yang sangat terbatas di tengah reruntuhan.
"Bisa kita bilang banyak yang selamat dari bencana, tapi kesulitan dalam kelaparan, ya, makanan, ya," ujar Taufiq LIDA ditemui di Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2025).
![Taufiq LIDA [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/31/32189-taufiq-lida.jpg)
Hal yang paling menyayat hati adalah kondisi kelompok rentan seperti anak-anak.
Taufiq LIDA menyaksikan bagaimana anak-anak kecil harus menahan lapar karena bantuan belum tiba.
Mereka tidak memiliki pilihan menu makanan. Apa yang bisa dimakan, itulah yang menjadi pengganjal perut mereka untuk bertahan hidup hari demi hari.
Baca Juga: Perjuangan Taufiq LIDA Terjebak Longsor di Aceh, Lakukan Apa Saja Agar Selamat
"Kondisi anak-anak, sebagian yang belum terjamah dengan bantuan memang kondisinya sangat kelaparan, makan apa yang ada," kata Taufiq dengan nada sedih.
Tak hanya soal perut, tempat bernaung pun sudah tidak ada. Rumah-rumah warga lenyap seketika, terkubur oleh material tanah yang terbawa air bah.
"Kemudian, seluruh rumah sudah tertutup tanah dan menjadi daratan baru," lanjutnya menggambarkan kedahsyatan longsor tersebut.
Data korban jiwa dari bencana Sumatra yang disebutkan Taufiq pun mencengangkan. Angkanya terus bertambah seiring dengan proses pencarian yang masih berlangsung di medan yang sulit.
"Korbannya yang sudah meninggal, yang sudah ditemukan tewas kurang lebih hampir 1000 ya, 800-an lebih," ungkap Taufiq merinci data sementara yang ia ketahui.
Selain korban tewas, ratusan orang masih dinyatakan hilang. Sementara jutaan lainnya harus menanggung dampak langsung dari bencana alam terbesar di akhir tahun ini.