Suara.com - Para aktivis dari sejumlah organisasi dan masyarakat sipil saat mengikuti Aksi Kamisan ke-885 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Aksi Kamisan ke-885 ini dengan tegas menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Mereka menolak pemberian gelar pahlawan tersebut karena rekam jejak kasus korupsi, kolusi, nepotisme, serta pelanggaran hak asasi manusia.
Aksi ini juga mendesak Pemerintah untuk menghentikan proyek penulisan ulang sejarah nasional Indonesi karena hanya akan melanggengkan impunitas dan menggelapkan fakta sejarah tentang pelanggaran HAM di Indonesia.
Seperti diketahui, Kemensos telah menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional pada 10 November mendatang. Usulan itu diserahkan kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon.
Beberapa tokoh yang diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional di antaranya adalah Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Marsinah. [Suara.com/Alfian Winanto]