Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Biasa

Rabu, 12 November 2014 | 16:44 WIB
Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Biasa
Ilustrasi rokok elektronik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski Badan kesehatan dunia (WHO) telah memperingatkan pemerintah di semua negara untuk melarang penjualan rokok elektrik, hal ini masih diabaikan oleh banyak negara.

Bahkan baru-baru ini dilaporkan, TV Inggris menayangkan iklan rokok elektrik merek VIP. Iklan ini  menunjukkan bagaimana seorang perempuan menghembuskan asap dari rokok elektrik. Dan dia percaya, rokok ini adalah alternatif sehat untuk berhenti merokok tembakau.

Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemkes) Lilly Sulistyowati mengatakan bahwa bahaya yang ditimbulkan rokok elektrik sama tingginya dengan rokok biasa. Ia juga menyayangkan sikap para perokok lama yang menggunakan rokok elektrik sebagai dalih untuk merokok yang lebih aman.

"Memasukkan benda asing ke dalam tubuh itu berbahaya. Mau dibilang elektrik, tetap saja memasukkan asap ke dalam tubuh," ujarnya yang ditemui usai Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional di Monas, Rabu (12/11/2014).

Seperti diketahui, rokok elektrik adalah sejenis rokok yang menggunakan tenaga listrik untuk pembakaran zat-zat didalamnya. Rokok elektrik diciptakan pertama kali oleh seorang farmasis di Cina. Rokok tersebut menjadi sangat populer, terutama di kalangan perokok baru dan mereka yang sedang mencoba untuk mengurangi risiko dari rokok konvensional.

"Apa saja kandungannya, saya belum tahu persis. Tetapi intinya itu membuat rasanya seperti merokok biasa. Bisa saja kandungannya (nikotin) lebih rendah, tetapi mungkin ada muatan zat-zat lain yang
berbahaya, jadi perlu ada pemeriksaan dan penelitian selanjutnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, paparan asap rokok elektrik menurut Lily, juga berbahaya bagi anak-anak dan remaja. Bahkan, pengaruh negatifnya bisa langsung ke otak.

“Potensi paparan nikotin pada janin dan remaja memberikan konsekuensi jangka panjang untuk perkembangan otak,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI