
Saka berharap bahwa nantinya kelima novel yang telah dibuatnya bisa dicetak dalam jumlah banyak. Ia ingin membuktikan bahwa meski pernah menyandang status sebagai orang dengan skizofrenia, ia tetap bisa berkarya.
"Mudah mudahan bisa diterbitkan sehingga ke depan saya bisa bekerja lagi. Tidak hanya jadi file yang tidak berguna," tutup ayah dari dua anak ini.
Dalam kesempatan yang sama, dr I Gusti Rai Wiguna, SpKJ, selaku salah satu pendiri Rumah Berdaya mengatakan pengobatan oral tidak cukup dalam mengatasi penyakit ini. Orang dengan skizofrenia juga membutuhkan rehabilitasi dan interaksi sosial bersama orang lain.
"Kalau tempat lain masing-masing bikin sendiri. Kami disini kerjasama jadi kerja gotong royong. Ini hilir artinya di akhir kami ingin menunjukkan dengan terapi yang baik, kesempatan yang baik, dukungan keluarga yang baik, teman-teman bisa kembali baik," tandasnya.