Suara.com - Postingan seorang lelaki bernama Dion Mulya menjadi viral di akun Twitter miliknya @DionMulya, setelah ia menceritakan kekecewaannya dengan pelayanan salah satu rumah sakit di bilangan Tangerang.
Saat itu, lelaki yang memiliki follower hingga 26 ribu di Twitter ini mengungkapkan jika dirinya harus pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) bagian pasien BPJS rumah sakit tersebut untuk memeriksakan kondisi tangannya, setelah digigit oleh kucing kampung.
"Jadi begini, tadi gue ke Siloam Karawaci buat cek tangan gue yang nyut-nyutan banget setelah digigit kucing kampung karena gue misahin mereka berantem :)" tulis Dion dalam postingannya.
Dalam beberapa foto yang ia unggah, lelaki yang juga dikenal sebagai seorang influencer ini bercerita lebih lanjut, saat ia memasuki UGD, dirinya hanya dipersilahkan untuk mengukur tensi, tanpa ada meja untuk menopang tangannya.
Dion juga bercerita, tanpa diperiksa lebih lanjut oleh dokter, perawat langsung menyarankan dirinya untuk melakukan suntik vaksin rabies. Dia juga tidak dipersilahkan masuk ke dalam ruangan. Semua itu terjadi dalam meja pendaftaran.
"Gue masih diam aja. Sampe momen di saat ada petugas atau dokter gue ga tau, dia ngomong kalo gue harus beli sendiri obatnya ke bagian farmasi depan, lalu bawa lagi obatnya ke UGD buat disuntik," lanjut tulisannya.
"Gue langsung agak protes. Lah kok malah pasien yang harus ambil obat farmasi yang beda gedung, lalu balik lagi buat disuntikin? Gue masih protes dengan senyum, masa pasien sih yang harus beli? Kan saya lagi nyut-nyutan tangan," lanjut dia.
Petugas tersebut, kata Dion, justru mengatakan agar dirinya meminta sang ibu yang ikut bersamanya untuk membeli obat tersebut ke farmasi. Dia pun tak terima dan mengatakan bahwa hal tersebut tak pantas.
Terkait postingannya ini, banyak warganet menanggapi. Tak sedikit yang pro, namun ada juga yang menyanggah pernyataan Dion terkait sistem penanganan pasien di UGD yang memang berbeda dengan sistem penanganan klinik.
Baca Juga: Kelly Clarkson Dilarikan ke UGD, Ternyata Ini Masalahnya
Salah satunya adalah akun Twitter @mhsnax. Lelaki yang diketahui sedang menjalani program internship dokter Indonesia di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut menjelaskan mengenai sistem triase gawat darurat medis di UGD.
"Kalo IGD ada sistem triase, prioritas penanganan pasien sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Biasanya diurutkan menjadi kategori merah, kuning, hijau dan hitam," tulis dia.
Dia melanjutkan, "Kalau memang IGD lagi rame, pasien kategori hijau pasti akan ditunda penanganannya, apalagi kalau pasien lainnya banyak yang kategori merah atau kuning. Jadi mohon bersabar."

Lantas, apa sih sistem triase gawat darurat medis ini? Dilansir dari Hello Sehat, dalam prosedur di dunia kedokteran, dokter dan tim medis memang diharuskan untuk mendahulukan pasien yang kondisinya lebih gawat daripada Anda. Ini adalah prosedur yang wajar di dunia kedokteran karena setiap UGD pasti menganut sistem triase gawat darurat medis.
Konsep ini membagi pasien menjadi tiga kategori, yaitu immediate, urgent, dan non-urgent. Selanjutnya, sistem ini juga akan memilih pasien berdasarkan kondisi pasien saat masuk ruang perawatan dan memberikan kode warna untuk pasien, mulai dari merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. Apa arti dari warna-warna ini?
1. Merah: Kode warna merah diberikan kepada pasien yang jika tidak diberikan penanganan dengan cepat maka pasien pasti akan meninggal, dengan syarat pasien tersebut masih memiliki kemungkinan untuk dapat hidup. Contohnya seperti pasien dengan gangguan pernapasan, trauma kepala dengan ukuran pupil mata yang tidak sama, dan perdarahan hebat.