Suara.com - Santer diberitakan pemerintah China mengklaim mendapat restu dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan vaksin Covid-19 yang masih dalam uji klinis kepada warganya.
Ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok terbatas serta orang-orang yang dianggap berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 diduga telah menerima vaksin, meski keampuhan dan keamanan vaksin belum bisa dipastikan lantaran uji klinis tahap tiga masih berjalan.
Di sisi lain, Suara.com mencoba meminta pendapat Kementerian Kesehatan RI, mengingat Indonesia tengah melakukan uji coba vaksin kandidat Covid-19 kolaborasi dari China-- Sinovac di Bandung, Jawa Barat.
Namun sayang, Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes RI Achmad Yurianto enggan berkomentar banyak, lantaran ia tidak mengikuti uji coba vaksin.
"Saya tidak tahu, saya tidak ikut uji coba vaksin," terang Yurianto saat dihubungi Suara.com, Sabtu (26/9/2020).
Yurianto mengharapkan Biofarma selaku perusahaan medis yang memproduksi vaksin Sinovac bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) bisa memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Di kesempatan berbeda, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., PhD, juga memberi tanggapan.
Menurut Wiku, setiap keterangan yang dibagikan ke publik harus berdasarkan keterangan resmi dari WHO. Apalagi jika China mengklaim telah mendapat izin dari lembaga kesehatan dunia itu untuk memberikan vaksin belum jadi ke warganya.
"Tolong baca beritanya yang seksama dari sumber berita asli. Lihat statement yang clear. Coba cari berita ke WHO sumber asli," terang Wiku melalui pesan singkatnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Brasil Masih Tinggi, Sinovac Siap Salurkan Vaksin
Sementara itu, perwakilan WHO di China belum menanggapi pemberitaan tersebut.