Pernah Positif Covid-19, Masih Perlukah Dapat Vaksin?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 22 Maret 2021 | 09:15 WIB
Pernah Positif Covid-19, Masih Perlukah Dapat Vaksin?
Ilustrasi vaksinasi [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga kini program vaksinasi Covid-19 masih terus berlangsung di Indonesia. Meski sejumlah antusias dengan vaksinasi, namun masih ada juga yang ragu.

Beberapa terus bertanya-tanya apakah mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin jika mereka pernah terkena infeksi Covid-19 di masa lalu, yang tentunya menjadi perhatian.

Tetapi untuk menjawabnya, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang yang sebelumnya tertular virus juga harus divaksinasi.

Mengingat bahwa setiap orang tua atau muda rentan terhadap virus corona yang mematikan, mereka termasuk dalam kriteria kelayakan harus divaksinasi.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

Meskipun Anda mungkin tidak merasa perlu untuk divaksinasi mengingat Anda masih muda dan tidak memiliki penyakit penyerta sebelumnya, namun, penting untuk melindungi mereka yang paling rentan di komunitas dan itu hanya dapat dicapai melalui vaksinasi massal.

Tapi bagaimana jika Anda sudah pernah tertular Covid-19? Haruskah Anda mengambil vaksin?

Banyak yang masih bingung apakah mereka dapat menggunakan vaksin Covid-19 jika mereka pernah terinfeksi virus corona sebelumnya.

Menurut sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, sangat penting bahwa orang yang pernah tertular virus di masa lalu harus divaksinasi dalam hal apa pun.

Studi tersebut mengamati data sekitar 4 juta orang yang telah melakukan beberapa tes Covid-19 untuk melihat apakah mereka terinfeksi virus corona dan apakah mereka rentan terhadap infeksi ulang.

Baca Juga: 5.5 Juta Orang Sudah Jalani Vaksinasi Covid-19

Meski 2 persen dari lebih dari 530.000 orang dinyatakan positif terkena virus, 0,65 persen dinyatakan positif lagi akhir tahun itu, dibandingkan dengan 3,3 persen dari mereka yang dites negatif selama gelombang pertama. Itu menunjukkan bahwa orang yang sudah tertular virus memiliki perlindungan 80 persen terhadap infeksi ulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI